عَنْ أَبِي جُـهَيْفَةَ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ قَالَ:قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَمَ أَيُّ
الْأَعْـمَالِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ؟ قَالَ : فَسَكَتُوا فَلَـمْ يُـجِبْهُ أَحَدٌ:
هُوَ حِفْظُ اللِّسَانِ. (رواه البيهقي)
Dari Abu Juhaifah r.a., ia
berkata, Rasulullah Saw. bersabda, “Amal apakah yang paling dicintai Allah?”
Abu Junaifah berkata, “Maka para sahabat diam, tidak ada seorang pun yang
menjawab.” Beliau bersabda, “Yaitu menjaga lisan.”
(H.R. Baihaqi)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
سَتَكُونُ فِتْنَةٌ صَـمَّاءُ بَكْـمَاءُ عَـمْيَاءُ مَنْ أَشْرَفَ لَهَا اسْتَشْرَفَتْ
لَهُ وَإِشْرَافُ اللِّسَانِ فِيـهَا كَوُقُوعِ السَّيْفِ
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Akan terjadi fitnah, orang-orang
tidak lagi dapat mendengar, bisu dan tuli dari kebenaran, barang siapa yang
mencoba untuk mendekati fitnah tersebut maka ia akan tertarik ke dalamnya, dan
ikut serta dalam mengumbar lisan di dalamnya
seperti sabetan pedang (dalam mengakibatkan bahaya dan luka)." (H.R. Abu
Daud 3720)
عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ الْإِيـمَانُ مَعْرِفَةٌ بِالْقَلْبِ وَقَوْلٌ بِاللِّسَانِ
وَعَـمَلٌ بِالْأَرْكَانِ قَالَ أَبُو الصَّلْتِ لَوْ قُرِئَ هَذَا الْإِسْنَادُ عَلَى
مَجْنُونٍ لَبَرَأَ
Dari Ali bin Abu Thalib ia berkata;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Iman itu adalah
pengetahuan di dalam hati, perkataan dengan lisan,
dan diamalkan dengan anggota badan." Abu Ash Shalt berkata;
"Sekiranya sanad ini dibacakan kepada orang gila, maka dia akan menjadi
sembuh." (H.R. Ibnu Majah 64)
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللهُ عَنْـهُمَا عَنْ
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ
مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَـجَرَ
مَا نَـهَى اللهُ عَنْهُ
Dari Abdullah bin 'Amru dari Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam, bersabda: "Seorang muslim adalah orang yang
Kaum Muslimin selamat dari lisan dan tangannya,
dan seorang Muhajir adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah
" (H.R. Bukhari 9)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ أَبُو دَاوُد هُوَ ابْنُ عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يُبْغِضُ الْبَلِيغَ
مِنْ الرِّجَالِ الَّذِي يَتَخَلَّلُ بِلِسَانِهِ تَـخَلُّلَ
الْبَاقِرَةِ بِلِسَانِـهَا
Dari Abdullah - Abu Dawud berkata;
maksudnya adalah Abdullah bin Umar - ia berkata, "Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla membenci
laki-laki yang berlebihan dengan lidahnya (lisannya)
seperti sapi yang memainkan lidahnya (lisannya)."
(H.R. Abu Daud 4352)
عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللهِ أَيُّ
الْإِسْلَامِ أَفْضَلُ قَالَ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
Dari Abu Musa berkata: 'Wahai
Rasulullah, Islam manakah yang paling afdhal?" Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam menjawab: "Siapa yang Kaum Muslimin selamat dari lisan dan tangannya". (H.R. Bukhari 10)
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ مَا رَأَيْتُ شَيْئًا أَشْبَهَ بِاللَّمَمِ
مِمَّا قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ
اللهَ كَتَبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ حَظَّهُ مِنْ الزِّنَا أَدْرَكَ ذَلِكَ لَا مَحَالَةَ
فَزِنَا الْعَيْنِ النَّظَرُ وَزِنَا اللِّسَانِ الْمَنْطِقُ
وَالنَّفْسُ تَمَنَّى وَتَشْتَـهِي وَالْفَرْجُ يُصَدِّقُ ذَلِكَ أَوْ يُكَذِّبُهُ
Dari Ibnu 'Abbas mengatakan, belum
pernah kulihat sesuatu yang lebih mirip dengan dosa-dosa kecil daripada apa
yang dikatakan oleh Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam;
"Allah menetapkan atas anak Adam bagiannya dari zina, ia pasti melakukan
hal itu dengan tidak dipungkiri lagi, zina mata adalah memandang, zina lisan adalah menerangkan, zina nafsu adalah
menginginkan banyak hal dan kemaluanlah yang akan membenarkannya atau
mendustakannya". (H.R. Bukhari 6122)
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ رَأَى مُنْكَرًا فَاسْتَطَاعَ أَنْ يُغَيِّرَهُ بِيَدِهِ فَلْيُغَيِّرْهُ
بِيَدِهِ وَقَطَعَ هَنَّادٌ بَقِيَّةَ الْحَدِيثِ وَفَّاهُ ابْنُ الْعَلَاءِ فَإِنْ
لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ
بِلِسَانِهِ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيـمَانِ
Dari Abu Sa'id Al Khudri ia berkata,
"Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Barangsiapa dari kalian melihat kemungkaran lalu ia mampu mengubahnya
dengan tangan, hendaklah ia ubah kemungkaran tersebut dengan tangannya."
Hannad kemudian memotong (tidak melanjutkan) sisa hadits tersebut. Kemudian
Ibnul 'Ala melengkapinya, "jika ia tidak mampu hendaklah dengan lisannya, jika tidak mampu dengan lisan hendaklah
dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemah iman." (H.R. Abu Daud 3777)
عَنْ عَلِيٍّ قَالَ بَعَثَنِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى
الْيَمَنِ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ تَبْعَثُنِي وَأَنَا شَابٌّ أَقْضِي بَيْنَـهُمْ
وَلَا أَدْرِي مَا الْقَضَاءُ قَالَ فَضَرَبَ بِيَدِهِ فِي صَدْرِي ثُـمَّ قَالَ اللَّهُمَّ
اهْدِ قَلْبَهُ وَثَبِّتْ لِسَانَهُ قَالَ فَمَا شَكَكْتُ
بَعْدُ فِي قَضَاءٍ بَيْنَ اثْنَيْنِ
Dari Ali ia berkata,
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutusku ke Yaman, maka aku
berkata, "Wahai Rasulullah, engkau mengutusku untuk menjadi hakim di tengah
manusia sementara aku seorang pemuda dan tidak mengerti bagaimana memberi
putusan! " Ali berkata, "Beliau lalu meletakkan tangannya ke dadaku
seraya berdoa: "Ya Allah, tunjukilah hatinya dan teguhkanlah lisannya." Ali berkata, "Setelah itu aku
tidak ragu-ragu dalam memutuskan antara dua perkara." (H.R. Ibnu Majah
2301)
عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَتَكُونُ عَلَيْكُمْ أَئِمَّةٌ
تَعْرِفُونَ مِنْـهُمْ وَتُنْكِرُونَ فَمَنْ أَنْكَرَ قَالَ أَبُو دَاوُد قَالَ هِشَامٌ
بِلِسَانِهِ فَقَدْ بَرِئَ وَمَنْ كَرِهَ بِقَلْبِهِ
فَقَدْ سَلِمَ وَلَكِنْ مَنْ رَضِيَ وَتَابَعَ فَقِيلَ يَا رَسُولَ اللهِ أَفَلَا نَقْتُلُهُمْ
قَالَ ابْنُ دَاوُدَ أَفَلَا نُقَاتِلُهُمْ قَالَ لَا مَا صَلَّوْا
Dari Ummu Salamah isteri Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Akan ada di antara kalian para pemimpin yang kalian
mengenalnya tetapi kalian mengingkarinya. Maka barangsiapa mengingkarinya, Abu
Dawud berkata, "Hisyam menyebutkan, "dengan
lisannya, maka ia telah berlepas diri darinya. Siapa yang membenci
dengan hatinya maka ia telah selamat. Tetapi siapa yang ridha dan mengikutinya,
lalu dikatakan kepadanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana jika kami membunuhnya?"
Ibnu Dawud menyebutkan, "bagaimana jika kami memeranginya?" beliau
menjawab: "Jangan, selama mereka masih shalat." (H.R. Abu Daud 4133)
عَنْ طَارِقِ بْنِ شِهَابٍ قَالَ أَوَّلُ مَنْ قَدَّمَ الْخُطْبَةَ قَبْلَ الصَّلَاةِ
مَرْوَانُ فَقَامَ رَجُلٌ فَقَالَ لِمَرْوَانَ خَالَفْتَ السُّنَّةَ فَقَالَ يَا فُلَانُ
تُرِكَ مَا هُنَالِكَ فَقَالَ أَبُو سَعِيدٍ أَمَّا هَذَا فَقَدْ قَضَى مَا عَلَيْهِ
سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ رَأَى مُنْكَرًا
فَلْيُنْكِرْهُ بِيَدِهِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ
وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيـمَانِ
Dari Thariq bin Syihab dia berkata;
Orang yang pertama kali mendahulukan khutbah daripada shalat adalah Marwan.
Maka seorang laki-laki pun berdiri seraya berkata kepada Marwan, "Anda
telah menyelisihi sunnah." Marwan berkata, "Wahai Fulan, hal itu
telah ditinggalkan." Maka Abu Sa'id berkata; Adapun orang ini, maka
sungguh ia telah menunaikan apa yang menjadi kewajibannya. Aku mendengar
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa diantara kalian
melihat suatu kemungkaran, maka hendaklah ia mengingkari dengan tangannya,
kalau tidak mampu, maka dengan lisannya, dan
jika tidak mampu juga maka dengan hatinya. Dan itu adalah selemah-lemah
iman." (H.R. Tirmidzi 2098 hadits ini hasan shahih)
عَنْ أَبِي بَرْزَةَ الْأَسْلَمِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَا مَعْشَرَ مَنْ آمَنَ بِلِسَانِهِ وَلَمْ
يَدْخُلْ الْإِيـمَانُ قَلْبَهُ لَا تَغْتَابُوا الْمُسْلِمِينَ وَلَا تَتَّبِعُوا
عَوْرَاتِـهِمْ فَإِنَّهُ مَنْ اتَّبَعَ عَوْرَاتِـهِمْ يَتَّبِعُ اللهُ عَوْرَتَهُ
وَمَنْ يَتَّبِعْ اللهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ فِي بَيْتِهِ
Dari Abu Barzah Al Aslami ia
berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai
orang-orang yang beriman dengan lisannya namun
keimanannya belum masuk ke dalam hatinya, janganlah kalian mengumpat seorang
muslim dan jangan pula mencari-cari kesalahannya. Sebab siapa saja yang
mencari-cari kesalahan mereka, maka Allah akan mencari-cari kesalahannya. Maka
siapa saja yang Allah telah mencari-cari kesalahannya, Allah tetap akan
menampakkan kesalahannya meskipun ia ada di dalam rumahnya." (H.R. Abu
Daud 4236)
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ كُنْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ فَأَصْبَحْتُ يَوْمًا قَرِيبًا مِنْهُ وَنَـحْنُ نَسِيرُ فَقُلْتُ
يَا رَسُولَ اللهِ أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِي عَنْ
النَّارِ قَالَ لَقَدْ سَأَلْتَنِي عَنْ عَظِيمٍ وَإِنَّهُ لَيَسِيرٌ عَلَى مَنْ يَسَّرَهُ
اللهُ عَلَيْهِ تَعْبُدُ اللهَ وَلَا تُشْرِكْ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ وَتُؤْتِي
الزَّكَاةَ وَتَصُومُ رَمَضَانَ وَتَـحُجُّ الْبَيْتَ ثُـمَّ قَالَ أَلَا أَدُلُّكَ
عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ الصَّوْمُ جُنَّةٌ وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ
كَـمَا يُطْفِـئُ الْمَاءُ النَّارَ وَصَلَاةُ الرَّجُلِ مِنْ جَوْفِ اللَّيْلِ قَالَ
ثُـمَّ تَلَا} تَتَجَافَى جُنُوبُـهُمْ عَنْ الْمَضَاجِعِ حَتَّى بَلَغَ يَعْمَلُونَ{ ثُـمَّ قَالَ أَلَا أُخْبِرُكَ
بِرَأْسِ الْأَمْرِ كُلِّهِ وَعَمُودِهِ وَذِرْوَةِ سَنَامِهِ قُلْتُ بَلَى يَا رَسُولَ
اللهِ قَالَ رَأْسُ الْأَمْرِ الْإِسْلَامُ وَعَمُودُهُ الصَّلَاةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ
الْجِهَادُ ثُـمَّ قَالَ أَلَا أُخْبِرُكَ بِمَلَاكِ ذَلِكَ كُلِّهِ قُلْتُ بَلَى يَا
نَبِيَّ اللهِ فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ قَالَ كُفَّ عَلَيْكَ
هَذَا فَقُلْتُ يَا نَبِيَّ اللهِ وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُونَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ
فَقَالَ ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَا مُعَاذُ وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى
وُجُوهِهِمْ أَوْ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِـهِمْ
Dari Mu'adz bin Jabal dia berkata;
Saya pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu perjalanan,
suatu pagi aku berada dekat dari beliau, dan kami sedang bepergian, maka saya
berkata; 'Wahai Rasulullah, kabarkanlah kepadaku tentang suatu amal yang akan
memasukkanku kedalam surga dan menjauhkanku dari neraka.' Beliau menjawab:
"Kamu telah menanyakan kepadaku tentang perkara yang besar, padahal
sungguh ia merupakan perkara ringan bagi orang yang telah Allah jadikan ringan
baginya, yaitu: Kamu menyembah Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu
apa pun, kamu mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan,
berhaji ke Baitullah." Kemudian beliau bersabda: "Maukah kamu aku tunjukkan
pada pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah perisai dan sedekah akan memadamkan
kesalahan sebagaimana air memadamkan api, dan shalat seorang laki-laki pada
pertengahan malam." Kemudian beliau membaca; "Lambung mereka jauh
dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada Rabbnya dengan rasa takut dan
harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada
mereka. Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu
(bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan
terhadap apa yang telah mereka kerjakan." [As-Sajdah: 16-17]. Kemudian
beliau bersabda: "Maukah kamu aku tunjukkan pokok perkara agama, tiang dan
puncaknya?" Aku menjawab: "Ya, wahai Rasulullah." Beliau
bersabda: "Pokok dari perkara agama adalah Islam, tiangnya adalah shalat,
sedangkan puncaknya adalah jihad.' Kemudian beliau bersabda: "Maukah kamu
aku kabarkan dengan sesuatu yang menguatkan itu semua?" Aku menjawab; 'Ya,
wahai Nabi Allah.' Lalu beliau memegang lisannya,
dan bersabda: "'Tahanlah (lidah)mu ini." Aku bertanya; 'Wahai Nabi
Allah, (Apakah) sungguh kita akan diadzab disebabkan oleh perkataan yang kita
ucapkan? ' Beliau menjawab; "(Celakalah kamu) ibumu kehilanganmu wahai
Mu'adz, Tidaklah manusia itu disungkurkan ke dalam neraka di atas muka atau
hidung mereka melainkan karena hasil ucapan lisan
mereka?" '(H.R. Tirmidzi 2541, hadits hasan shahih).
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إِنَّ اللهَ قَسَمَ بَيْنَكُمْ أَخْلَاقَكُمْ كَـمَا قَسَمَ بَيْنَكُمْ أَرْزَاقَكُمْ
وَإِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يُعْطِي الدُّنْيَا مَنْ يُـحِبُّ وَمَنْ لَا يُـحِبُّ
وَلَا يُعْطِي الدِّينَ إِلَّا لِمَنْ أَحَبَّ فَمَنْ أَعْطَاهُ اللهُ الدِّينَ فَقَدْ
أَحَبَّهُ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا يُسْلِمُ عَبْدٌ حَتَّى يَسْلَمَ قَلْبُهُ وَلِسَانُهُ وَلَا يُؤْمِنُ حَتَّى يَأْمَنَ
جَارُهُ بَوَائِقَهُ قَالُوا وَمَا بَوَائِقُهُ يَا نَبِيَّ اللهِ قَالَ غَشْمُهُ وَظُلْمُهُ
وَلَا يَكْسِبُ عَبْدٌ مَالًا مِنْ حَرَامٍ فَيُنْفِقَ مِنْهُ فَيُبَارَكَ لَهُ فِيهِ
وَلَا يَتَصَدَّقُ بِهِ فَيُقْبَلَ مِنْهُ وَلَا يَتْرُكُ خَلْفَ ظَهْرِهِ إِلَّا كَانَ
زَادَهُ إِلَى النَّارِ إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لَا يَمْحُو السَّيِّئَ بِالسَّيِّئِ
وَلَكِنْ يَمْحُو السَّيِّئَ بِالْحَسَنِ إِنَّ الْخَبِيثَ لَا يَمْحُو الْخَبِيث
Dari Abdullah bin Mas'ud ia berkata;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah
membagikan akhlak di antara kalian sebagaimana Dia membagikan rizki di antara
kalian. Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memberikan dunia kepada siapa yang Dia
cintai maupun tidak, sedangkan Dia memberikan agama hanya kepada yang Dia
cintai, barangsiapa yang diberi agama oleh Allah, maka Dia telah mencintainya.
Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seorang hamba tidak akan selamat
hingga hati dan lisannya selamat, dan tidak
beriman seseorang hingga tetangganya merasa aman dari kejahatannya."
Mereka bertanya; Apakah kejahatannya itu wahai Nabiyullah? Beliau menjawab:
"Menganiaya dan menzhaliminya. Dan tidaklah seorang hamba mencari harta
yang haram lalu membelanjakannya lantas ia diberkahinya dan tidaklah bersedekah
lantas diterima darinya dan tidaklah ia meninggalkan di belakang punggungnya
melainkan akan menambahnya ke neraka. Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla tidak
menghapus keburukan dengan keburukan akan tetapi menghapus keburukan dengan
kebaikan, sesungguhnya kejahatan tidak dapat dihapuskan dengan kejahatan."
(H.R. Ahmad 3490)
عَنْ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ فِي آخِرِ
الزَّمَانِ رَجَالٌ يَخْتِلُونَ الدُّنْيَا بِالدِّينِ يَلْبَسُونَ لِلنَّاسِ
جُلُودَ الضَّأُنِ مِنْ اللِّينِ أَلْسَنَتُـهُمْ
أَحْلَى مِنْ السُّكَّرِ وَقُلُوبُـهُمْ قُلُوبُ الدِّنَابِ يَقُولُ اللهُ
عَزَّ وَجَلَّ أَبِي يَغْتَـرُّونَ أَمْ عَلَيَّ يَجْتَـرِئُونَ فَبِي حَلَفْتُ
لَأَبْعَثَنَّ عَلَى أُولَئِكَ مِنْـهُمْ فِتْنَةً تَدَعُ الْحَلِيمَ مِنْـهُمْ
حَيْـرَانًا.
Dari Abu Hurairah ia berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Pada akhir
zaman nanti akan bermunculan orang-orang yang mencari dunia dengan agama,
mereka mengenakan pakaian di antara manusia seperti bulu domba karena saking
halusnya, lisan mereka lebih manis dari gula dan
hati mereka seperti hati serigala, Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Apakah
terhadap-Ku mereka berbuat tipu daya, ataukah kepada-Ku mereka menentang, maka
dengan nama-Ku aku bersumpah, aku akan kirimkan fitnah di kalangan mereka yang
membuat orang halim (santun) heran.” (H.R. Tirmidzi 2328)
عَنْ يَعْلَى بْنِ عَطَاءٍ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ اللهِ بْنَ سُفْيَانَ عَنْ أَبِيهِ
قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ فِي الْإِسْلَامِ لَا أَسْأَلُ
عَنْهُ أَحَدًا قَالَ اتَّقِ اللَّهَ ثُـمَّ اسْتَقِمْ قَالَ قُلْتُ ثُـمَّ أَيُّ شَيْءٍ
قَالَ فَأَشَارَ إِلَى لِسَانِهِ
Dari Ya'la bin 'Atha` ia berkata;
Aku mendengar Abdullah bin Sufyan dari ayahnya ia berkata; Aku berkata; Wahai
Rasulullah, kabarkanlah kepada amalan dalam Islam yang tidak akan aku tanyakan
kepada seorang pun. Beliau bersabda: "Bertaqwalah kepada Allah kemudian
istiqamahlah." Ia mengatakan; Aku berkata lagi; Kemudian apa? Ia
mengatakan; Lalu beliau menujuk ke arah lidahnya
(lisannya). (H.R. Darimi 2549)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ النَّاسُ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
وَالْمُؤْمِنُ مَنْ أَمِنَهُ النَّاسُ عَلَى دِمَائِـهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ
Dari Abu Hurairah dari Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Seorang muslim adalah
orang yang seluruh manusia selamat dari lisan
dan tangannya, sedangkan seorang mukmin adalah orang yang seluruh manusia
merasa aman darah dan harta mereka dari (gangguan) nya." (H.R. Nasa’i
4909)
عَنْ سُفْيَانَ بْنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ مُرْنِي بِأَمْرٍ
أَعْتَصِمُ بِهِ قَالَ قُلْ رَبِّيَ اللهُ ثُـمَّ اسْتَقِمْ قَالَ قُلْتُ يَا نَبِيَّ
اللهِ مَا أَكْثَرُ مَا تَـخَوَّفُ عَلَيَّ قَالَ فَأَخَذَ نَبِيُّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ بِلِسَانِهِ ثُـمَّ قَالَ هَذَا
Dari Sufyan bin Abdullah ia berkata;
Aku berkata; Wahai Rasulullah, perintahkanlah kepadaku suatu urusan yang akan
aku pegang teguh. Beliau bersabda: "Katakanlah; Rabbku adalah Allah,
kemudian istiqamahlah." Ia mengatakan; Aku bertanya; Wahai Nabiyullah, apa
yang harus lebih banyak aku takuti? Maka beliau memegang lidahnya (lisannya) kemudian mengatakan:
"Ini." (H.R. Darimi 2595)
عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ
اللهَ تَعَالَى قَالَ لَقَدْ خَلَقْتُ خَلْقًا أَلْسِنَتُـهُمْ
أَحْلَى مِنْ الْعَسَلِ وَقُلُوبُـهُمْ أَمَرُّ مِنْ الصَّبْرِ فَبِي حَلَفْتُ لَأُتِيحَنَّـهُمْ
فِتْنَةً تَدَعُ الْحَلِيمَ مِنْـهُمْ حَيْرَانًا فَبِي يَغْتَرُّونَ أَمْ عَلَيَّ
يَـجْتَرِئُونَ
Dari Ibnu Umar dari Nabi Shallallahu
'alaihi wa Salam beliau bersabda: "Allah Ta'ala berfirman: telah Aku
ciptakan suatu makhluk yang lidah (lisan) mereka
lebih manis daripada madu sedang hati mereka lebih pahit dari pohon shabir,
maka dengan nama-Ku Aku bersumpah, pasti akan Ku-turunkan fitnah kepada mereka
sehingga membuat orang sabar kebingungan, maka apakah mereka memperdayakan-Ku
atau mereka menantang kepada-Ku?" (H.R. Tirmidzi 2329 menurutnya hadits
ini hasan gharib)
عَنْ أَبِيْ سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَمَ
فَقَالَ: يَـا رَسُولَ اللهِ! أَوْصِنِيْ، فَقَالَ (فِيْمَا أَوْصَى بِهِ) :
وَاخْزُنْ لِسَانَكَ إِلَّا مِنْ خَيْـرٍ،
فَإِنَّكَ بِذَلِكَ تَغْلِبُ الشَّيْطَانَ. (رواه أبو يعلى)
Dari Abu Sa’id Al-Khudriy
r.a., ia berkata, “Seseorang datang kepada Nabi Saw., lalu berkata, ‘Wahai
Rasulullah! Berilah wasiat kepadaku.’ Beliau bersabda (di antara isi nasihat
beliau): ‘Dan jagalah lisanmu kecuali untuk
kebaikan, karena dengan menjaga lisanmu itu kamu dapat mengalahkan syaitan.’” (H.R. Abu Ya’la)
عَنْ
هِلَالِ بْنِ خَبَّابٍ أَبِي الْعَلَاءِ قَالَ حَدَّثَنِي عِكْرِمَةُ حَدَّثَنِي عَبْدُ
اللهِ بْنُ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ بَيْنَمَا نَـحْنُ حَوْلَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ ذَكَرَ الْفِتْنَةَ فَقَالَ إِذَا رَأَيْتُمْ النَّاسَ
قَدْ مَرِجَتْ عُهُودُهُـمْ وَخَفَّتْ أَمَانَاتُـهُمْ وَكَانُوا هَكَذَا وَشَبَّكَ
بَيْنَ أَصَابِعِهِ قَالَ فَقُمْتُ إِلَيْهِ فَقُلْتُ كَيْفَ أَفْعَلُ عِنْدَ ذَلِكَ
جَعَلَنِي اللهُ فِدَاكَ قَالَ الْزَمْ بَيْتَكَ وَامْلِكْ
عَلَيْكَ لِسَانَكَ وَخُذْ بِمَا تَعْرِفُ وَدَعْ مَا تُنْكِرُ وَعَلَيْكَ بِأَمْرِ
خَاصَّةِ نَفْسِكَ وَدَعْ عَنْكَ أَمْرَ الْعَامَّةِ
Dari Hilal bin Khabbab Abul
'Ala ia berkata; telah menceritakan kepadaku Ikrimah berkata, telah
menceritakan kepadaku Abdullah bin Amru bin Al Ash ia berkata, "Saat kami
berada di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau menyebutkan
tentang fitnah. Beliau bersabda: "Jika kalian melihat manusia telah rusak
janji-janji mereka dan telah luntur amanah mereka, sementara mereka begini - beliau
menganyam antara jemarinya -, " Abdullah berkata,
"Aku lantas bangkit ke arah beliau seraya bertanya, "(Semoga Allah
menjadikan aku sebagai tebusanmu) apa yang harus aku lakukan pada saat
itu?" beliau menjawab: "Tetaplah engkau berdiam di dalam rumahmu, kendalikanlah lisanmu,
ambilah (lakukan) apa saja yang kamu ketahui dan tinggalkan apa saja yang kamu
pungkiri (tidak ketahui), urusilah perkaramu sendiri dan jauhilah urusan orang
banyak, " (H.R. Abu Daud 3780)
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بُسْرٍ أَنَّ أَعْرَابِيًّا قَالَ لِرَسُولِ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ شَرَائِعَ الْإِسْلَامِ قَدْ كَثُرَتْ
عَلَيَّ فَأَنْبِئْنِي مِنْـهَا بِشَيْءٍ أَتَشَبَّثُ بِهِ قَالَ لَا يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
Dari 'Abdullah bin Busr bahwa
seorang badui bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, katanya;
"Sesungguhnya ajaran-jaran Islam telah banyak di ketahui, maka
beritahukanlah kepadaku sesuatu darinya yang dapat saya ucapkan berulang-ulang."
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Jangan lalai lisanmu untuk terus berdzikir kepada Allah Azza Wa
Jalla." (H.R. Ibnu Majah 3783)
عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ: قُلْتُ: يَارَسُولَ اللهِ! مَاالنَّجَاةُ؟ قَالَ: أَمْلِكْ عَلَيْكَ لِسَانَكَ، وَلْيَسَعْكَ بَيْتُكَ، وَابْكِ عَلَى
خَطِيْئَتِكَ.
Dari ‘Uqbah bin ‘Amir r.a.,
ia berkata, “Aku berkata ‘Wahai Rasulullah! Apakah keselamatan itu?’ Beliau
bersabda, ‘Kendalikanlah lisanmu, tetaplah dalam
rumahmu, dan tangisilah kesalahanmu.’” (H.R. Tirmidzi 2330,
menurutnya hadits ini hasan)
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْـهَا أَنَّ رَجُلًا اسْتَأْذَنَ
عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِئْسَ أَخُو الْعَشِيرَةِ فَلَمَّا دَخَلَ انْبَسَطَ إِلَيْهِ
رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَلَّمَهُ فَلَمَّا خَرَجَ قُلْتُ
يَا رَسُولَ اللهِ لَمَّا اسْتَأْذَنَ قُلْتَ بِئْسَ أَخُو الْعَشِيرَةِ فَلَمَّا دَخَلَ
انْبَسَطْتَ إِلَيْهِ فَقَالَ يَا عَائِشَةُ إِنَّ اللهَ لَا يُـحِبُّ الْفَاحِشَ الْمُتَفَحِّشَ
حَدَّثَنَا عَبَّاسٌ الْعَنْبَرِيُّ حَدَّثَنَا أَسْوَدُ بْنُ عَامِرٍ حَدَّثَنَا شَرِيكٌ
عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ عَائِشَةَ فِي هَذِهِ الْقِصَّةِ قَالَتْ فَقَالَ
تَعْنِي النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا عَائِشَةُ إِنَّ مِنْ شِرَارِ
النَّاسِ الَّذِينَ يُكْرَمُونَ اتِّقَاءَ أَلْسِنَتِـهِمْ
Dari 'Aisyah radliallahu 'anha ia
berkata, "Seorang laki-laki minta izin kepada Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ia adalah
sejelek-jelek saudara dalam kaumnya." Maka ketika laki-laki itu masuk,
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berbicara dengannya dan menampakkan
wajah keceriaan. Ketika laki-laki itu telah keluar, aku bertanya, "Wahai
Rasulullah, kenapa engkau izinkan ia masuk, padahal sebelum itu engkau
mengatakan 'Ia adalah sejelek-jelek saudara dalam kaumnya'? Dan ketika ia telah
masuk wajahmu ceria?" beliau lalu menjawab: "Wahai 'Aisyah,
sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang keji dan yang berkata keji."
Telah menceritakan kepada kami Abbas Al Anbari berkata, telah menceritakan
kepada kami Aswad bin Amir berkata, telah menceritakan kepada kami Syarik dari
Al A'masy dari Mujahid dari 'Aisyah tentang kisah ini, ia berkata, "Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai 'Aisyah, sesungguhnya
seburuk-buruk manusia adalah orang-orang yang diberi kemuliaan agar mereka
terhindar dari keburukkan lisannya." (H.R.
Abu Daud 4160)
عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ كَانَ فِي لِسَانِي ذَرَبٌ عَلَى
أَهْلِي لَمْ أَعْدُهُ إِلَى غَيْرِهِ فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَيْنَ أَنْتَ مِنْ الِاسْتِغْفَارِ يَا
حُذَيْفَةُ إِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ كُلَّ يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ وَأَتُوبُ
إِلَيْهِ
Dari
Hudzaifah ia berkata; ' Aku adalah seorang yang berlidah tajam terhadap
keluargaku, dan aku tidak mau menularkannya
kepada yang lain. Aku sebutkan persoalanku ini kepada Nabi Shallallahu 'alaihi
wa salam. Lantas beliau bersabda: "Seberapa banyak kau ucapkan istighfar
hai Hudzaifah? Sebab aku sendiri beristighfar kepada Allah sebanyak seratus
kali dalam sehari dan bertaubat kepada-Nya." (H.R. Ahmad 22250)
عَنْ أَسْوَدَ بْنِ أَصْرَمَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ: قُلْتُ يَارَسُولَ اللهِ أَوْصِنِيْ، قَالَ: تَمْلِكَ يَدَكَ، قُلْتُ:
فَمَاذَا أَمْلِكُ إِذَالَمْ أَمْلِكْ يَدِيْ؟ قَالَ: تَمْلِكُ
لِسَانَكَ، قُلْتُ: فَمَا ذَاأَمْلِكُ إِذَا لَمْ
أَمْلِكُ لِسَانِيْ؟ قَالَ: لَا تَبْسُطْ يَدَكَ إِلَّا إِلَى خَيْـرٍ وَلَا تَقُلْ بِلِسَانِكَ إِلَّا مَعْرُوْفًا.
Dari Aswad bin Ashram r.a.,
ia berkata, “Aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, berilah aku wasiat.’ Beliau
bersabda, ‘Kau kendalikan tanganmu.’ Aku bertanya, ‘Apakah yang harus aku
kendalikan bila aku tidak mampu mengendalikan tanganku?’ Beliau bersabda, ‘Kau kendalikan lisanmu.’ Aku bertanya, ‘Apakah yang
harus aku kendalikan bika aku tidak mampu mengendalikan lisanku?’ Beliau
bersabda, ‘Janganlah kamu gunakan tanganmu kecuali untuk kebaikan, dan janganlah kamu berkata dengan lisanmu kecuali yang ma’ruf (baik).” (H.R. Thabarani)
عَنْ أَسْلَمَ رَحِمَهُ اللهُ أَنَّ عُمَرَ بْنِ
الْخَطَّابِ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ اطَّلَعَ عَلَى أَنِيْ بَكْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ وَهُوَ يَمُدُّ لِسَانَهُ، قَالَ: مَا تَصْنَعُ يَاخَلِيْفَةَ رَسُوْلِ
اللهِ؟ قَالَ : إِنَّ هَذَاالَّذِي أَوْرَدَنِي الْمَوَارِدَ، إِنَّ رَسُوْلَ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَمَ قَالَ: لَيْسَ شَيْءٌ مِنَ الْجَسَدِ إِلَّا
يَشْكُوْذَرَبَ اللِّسَانِ عَلَى حِدَّتِهِ. (رواه
البيهقي)
Dari Aslam rahimahullah,
bahwasanya ‘Umar bin Khaththab r.a., melihat Abu Bakar r.a., sedang menjulurkan
lidah (lisannya). ‘Umar bertanya,
“Apa yang engkau lakukan wahai Khalifah Rasulullah?” Abu Bakar r.a., berkata,
“Sesungguhnya inilah yang membawaku kepada jalan-jalan kehancuran, sesungguhnya
Rasulullah Saw., bersabda, ‘Setiap bagian dari jasad (tubuh) ini pasti
mengadukan kejinya lisan karena ketajamannya.”
(H.R. Baihaqi)
عَنْ
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيهِ وَسَلَمَ لَا يَبْلُغُ الْعَبْدُ حَقِيقَةَ الْإِيْمَانِ حَتَّى يَـخْزُنَ
مِنْ لِسَانِهِ. (رواه الطبرني)
Dari Anas bin Malik r.a., ia
berkata, Rasulullah Saw. bersabda, “Seorang hamba tidak akan sampai kepada
hakikat iman, sebelum ia menjaga lisannya.”
(H.R. Thabarani)
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ: قُلْتُ: يَارَسُولَ اللهِ! أَكُلُّ مَا نَتَكَلَّمُ بِهِ
يُكْتَبُ عَلَيْنَا؟ فَقَالَ : ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ، وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ عَلَى
مَنَا خِرِهِـمْ فِي النَّارِ إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِـهِمْ،إِنَّكَ
لَنْ تَـزَالَ سَالِمًا مَا سَكَتَّ، فَإِذَا تَكَلَّمتَ كُتِبَ لَكَ أَوْ
عَلَيْكَ.
Dari Mu’adz bin Jabal r.a.,
ia berkata, aku bertanya, “Wahai Rasulullah! Apakah setiap yang kami bicarakan
ditulis dalam catatan amal-amal kami?” Maka beliau bersabda, “Payah kamu ini!
Adakah sesuatu yang menyebabkan manusia diseret wajah mereka dalam neraka
selain karena lisan mereka? Sesungguhnya kamu
selalu dalam keadaan selamat selama kamu diam. Bila kamu berbicara, akan
dicatat sebagai amal yang menguntungkanmu atau mencelakakanmu” (H.R. Tirmidzi
dan Thabarani)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar