Sabtu, 12 Desember 2015

Hadits Lisan (Bag 2)



عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَخْبِـرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِي عَنِ النَّارِ، قَالَ : لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْ عَظِيْمٍ، وَإِنَّهُ لَيَسِيْـرٌ عَلىَ مَنْ يَسَّرَهُ اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِ : تَعْبُدُ اللهَ لَا تُشْرِكُ  بِهِ شَيْئاً، وَتُقِيْمُ الصَّلَاةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصُوْمُ رَمَضَانَ، وَتَحُجُّ  الْبَيْتَ، ثُـمَّ قَالَ : أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْـرِ ؟ الصَّوْمُ جُنَّةٌ، وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيْئَةَ كَـمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ، وَصَلَاةُ الرَّجُلِ فِي جَوْفِ   اللَّيْلِ، ثُـمَّ قَالَ :(تَتَجَا فِى جُنُوبِـهِمْ عَنِ آلْمَضَاجِعِ) – حَتَّى بَلَغَ – (يَعْمَلُونَ)   ثُـمَّ قَالَ : أَلَا أُخْبِـرُكَ بِـرَأْسِ الأَمْرِ وُعَمُوْدِهِ وَذِرْوَةِ سَنَامِهِ ؟ قُلْتُ بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ : رَأْسُ الْأَمْرِ الْإِسْلَامُ وَعَمُوْدُهُ  الصَّلَاةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ. ثُـمَّ قَالَ: أَلَا أُخْبِـرُكَ بِمَلَاكِ ذَلِكَ كُلِّهِ ؟ فَقُلْتُ : بَلىَ  يَا رَسُوْلَ اللهِ . فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ وَقَالِ : كُفَّ  عَلَيْكَ هَذَا. قُلْتُ : يَا نَبِيَّ اللهِ، وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُوْنَ بِمَا نَتَكَلَّمَ بِهِ ؟ فَقَالَ : ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ، وَهَلْ   يَكُبَّ النَاسُ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوْهِهِمْ – أَوْ قَالَ : عَلىَ مَنَاخِرِهِمْ – إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِـهِمْ . [رواه الترمذي وقال : حديث حسن صحيح]
Dari Mu’az bin Jabal radhiallahuanhu dia berkata: Saya berkata: Ya Rasulullah, beritahukan saya tentang perbuatan yang dapat memasukkan saya ke dalam surga dan menjauhkan saya dari neraka, beliau bersabda, Engkau telah bertanya tentang sesuatu yang besar, dan perkara tersebut mudah bagi mereka yang dimudahkan Allah Ta’ala: Beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya sedikitpun, menegakkan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji. Kemudian beliau (Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam) bersabda, Maukah engkau aku beritahukan tentang pintu-pintu surga? Puasa adalah benteng, Sadaqah akan mematikan (menghapus) kesalahan sebagaimana air mematikan api, dan shalatnya seseorang di tengah malam (qiyamullail), kemudian beliau membacakan ayat (yang artinya): “ Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya….”. Kemudian beliau bersabda, Maukah kalian aku beritahukan pokok dari segala perkara, tiangnya dan puncaknya? aku menjawab: Mau ya Nabi Allah. Pokok perkara adalah Islam, tiangnya adalah shalat dan puncaknya adalah Jihad. Kemudian beliau bersabda: Maukah kalian aku beritahukan sesuatu (yang jika kalian laksanakan) kalian dapat memiliki semua itu? saya berkata: Mau ya Rasulullah. Maka Rasulullah memegang lisannya lalu bersabda, Jagalah ini. Saya berkata, Ya Nabi Allah, apakah kita akan dihukum juga atas apa yang kita bicarakan? beliau bersabda, Ah kamu ini, adakah yang menyebabkan seseorang terjungkal wajahnya di neraka – atau sabda beliau: diatas hidungnya – selain buah dari yang diucapkan oleh lisan-lisan mereka. [1]

عَنْ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَمَ يَقُوْلُ: أَكْـثَـرُ خَطَايَا ابْنِ آدَمَ فِيْ لِسَانِهِ.
Dari Abdullah r.a., ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda, ‘Kebanyakan kesalahan anak Adam ada pada lisannya.” (H.R. Thabarani)

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللهِ! إِنَّ فُلَانَةً يُذْكَرُ مِنْ كَـثْـرَةِ صَلَاتِـهَا وَصِيَامِهَا وَصَدَقَتِـهَا غَـيْـرَ أَنَّـهَا تُؤْذِيْ جِيْـرَانَـهَا بِلِسَانِـهَا قَالَ: هِيَ فِي النَّارِ قَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ! فَإِنَّ فُلَانَةً يُذْكَرُ مِنْ قِلَّةِ صِيَامِهَا وَصَدَقَتِـهَا وَصَلَاتِـهَا، وَإِنَّـهَا تَصَدَّقَ بِاْلأَثْوَارِ مِنَ الْأَقِطِ وَلَا تُؤْذِيْ جِيْـرَانَـهَا بِلِسَانِـهَا، قَالَ: هِيَ فِي الْجَنَّةِ.
Dari Abu Hurairah r.a., berkata, seorang laki-laki berkata, “Wahai Rasulullah! Sesungguhnya Fulanah (seorang wanita) terkenal banyak shalat, puasa dan shadaqah. Hanya saja ia biasa menyakiti tetangganya dengan lidahnya.” Beliau bersabda, “Ia di neraka.” Ia bertanya, “Wahai Rasulullah! Sesungguhnya Fulanah (yang lain) terkenal sedikit shalat, puasa, dan shadaqah. Ia biasa bersedekah dengan beberapa potong keju, dan tidak menyakiti tetangganya dengan lisannya.” Beliau bersabda, “Ia di surga.” (H.R. Ahmad 9298)

Imam Abdu Ibnu Humaid di dalam Musnad-Nya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ubaidillah ibnu Musa, dari Musa ibnu Ubaidah, dari saudaranya (yaitu Abdullah ibnu Ubaidillah) dari Jabir ibnu Abdullah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
مَنْ قَضَى نُسُكَهُ وَسَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ، غُـفِـرَلَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.
Barangsiapa yang telah menunaikan hajinya dan orang-orang muslim selamat dari lisan dan tangannya, niscaya Allah memberikan ampunan baginya atas semua dosanya yang terdahulu.[2]

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَسْتَقِيمُ إِيـمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيمَ قَلْبُهُ وَلَا يَسْتَقِيمُ قَلْبُهُ حَتَّى يَسْتَقِيمَ لِسَانُهُ وَلَا يَدْخُلُ رَجُلٌ الْجَنَّةَ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ
Dari Anas bin Malik berkata, Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Iman seorang hamba tidak istiqomah hingga hatinya istiqomah dan hati tidak akan istiqomah hingga istiqomah lisannya dan seseorang tidak bakalan masuk surga jika tetangganya terganggu oleh keburukannya". (H.R. Ahmad 12575. Dihasankan oleh al-Albani.)

إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُـمْ بَعْدِي كُلُّ مُنَافِقٍ عَلِيْـمِ اللِّسَانِ.
Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kalian setelah aku tiada adalah setiap orang munafik yang lisannya pandai bicara.[3]

               Dari Abdullah bin Mas’ud r.a., dia berkata,
وَالَّذِيْ لَا إِلَهَ غَيْـرُهُ، مَا عَلَى ظَهْرِ الْأَرْضِ شَيْءٌ أَحْوَجُ إِلَى طُوْلِ سِـجْنٍ مِنْ لِسَانٍ.
“Demi Dzat yang tiada sesembahan kecuali Dia! Tidak ada satu pun di atas permukaan bumi yang lebih butuh lama dipenjara daripada lisan.”[4]

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْـهُمَا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَـجَرَ مَا نَـهَى اللَّهُ عَنْهُ
Dari Abdullah bin 'Amru dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bersabda: "Seorang muslim adalah orang yang Kaum Muslimin selamat dari lisan dan tangannya, dan seorang Muhajir adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah" (H.R. Bukhari 9)

عَنْ أَنَسٍ قَالَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَاهِدُوا الْمُشْرِكِينَ بِأَمْوَالِكُـمْ وَأَنْفُسِكُـمْ وَأَلْسِنَتِكُـمْ.
Dari Anas ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda, “Berjihadlah kalian melawan orang musyrik dengan harta kalian, nafsu kalian dan lisan kalian.” (H.R. Ahmad 11798)

عَنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ قَالَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ قَوْمٌ فِي آخِرِ الزَّمَانِ سُفَهَاءُ الْأَحْلَامِ أَحْدَاثٌ أَوْ قَالَ حُدَثَاءُ الْأَسْنَانِ يَقُولُونَ مِنْ خَيْرِ قَوْلِ النَّاسِ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ بِأَلْسِنَتِـهِمْ لَا يَعْدُو تَرَاقِيَـهُمْ يَمْرُقُونَ مِنْ الْإِسْلَامِ كَـمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنْ الرَّمِيَّةِ فَمَنْ أَدْرَكَهُمْ فَلْيَقْتُلْهُمْ فَإِنَّ فِي قَتْلِهِمْ أَجْرًا عَظِيـمًا عِنْدَ اللهِ لِمَنْ قَتَلَهُمْ.
Dari Abdullah ia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, “Akan muncul pada akhir zaman para pemuda kekanak-kanakan yang banyak bicara.” atau beliau bersabda, “Orang tua yang banyak bicara, mereka membaca al Qur’an dengan lisan mereka namun tidak melewati kerongkongannya, mereka melesat dari Islam sebagaimana anak panah melesat dari busurnya. Barangsiapa yang mendapati mereka, hendaknya meredakannya karena dalam meredakannya ada pahala besar di sisi Allah bagi siapa yang meredakan mereka. (H.R. Ahmad 3639)

عَنْ مُسْلِمُ بْنُ أَبِي بَكْرَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَالَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيَخْرُجُ قَوْمٌ أَحَدَاثٌ أَحِدَّاءُ أَشِدَّاءُ ذَلِقَةٌ أَلْسِنَتُـهُمْ بِالْقُرْآنِ يَقْرَءُنَهُ لَا يُجَاوِزُ تَرَاقِيَـهُمْ فَإِذَا لَقِيتُمُوهُـمْ فَأَنِيـمُوهُـمْ ثُـمَّ إِذَا لَقِيـتُمُوهُـمْ فَاقْتُلُوهُـمْ فَإِنَّهُ يُؤْجَرُ قَاتِلُهُمْ.
Dari Muslim bin Abu Bakrah dari ayahnya dia berkata, “Rasulullah saw. bersabda, “Akan keluar sekelompok orang muda usia, bengis dan keras, lisan mereka fasih dengan al Qur’an, mereka membacanya, tapi tidak sampai tenggorokan mereka. Jika kalian bertemu mereka, maka bunuhlah mereka. Kemudian jika kalian bertemu dengan mereka, maka redakanlah mereka, karena sesungguhnya meredakan mereka akan mendapat pahala.” (H.R. Ahmad 19488)

عَنْ مَالِكِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ حَارِثَةَ الْأَنْصَارِيِّ أَنِّ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ رَجُلٍ يُنْعِشُ لِسَانَهُ حَقًّا يُعْمَلُ بِهِ بَعْدَهُ إِلَّا أَجْرَى اللهُ عَلَيْهِ أَجْرَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ ثُـمَّ وَفَّاهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ ثَوَابَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Dari Malik bin Muhammad bin Haritsah Al Anshari, sesungguhnya Anas bin Malik berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada seseorang yang melatih lisannya untuk suatu yang haq yang akan diamalkan setelahnya, melainkan Allah mengalirkan pahalanya hingga hari kiamat kemudian Allah 'Azza wa Jalla membalas secara penuh pahalanya pada hari kiamat". (H.R. Ahmad 13302)

عَنْ ابْنِ عُـمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَالَ لَقَدْ خَلَقْتُ خَلْقًا أَلْسِنَتُـهُمْ أَحْلَى مِنْ الْعَسَلِ وَقُلُوبُـهُمْ أَمَرُّ مِنْ الصَّبْرِ فَبِي حَلَفْتُ لَأُتِيحَنَّـهُمْ فِتْنَةً تَدَعُ الْحَلِيمَ مِنْـهُمْ حَيْرَانًا فَبِي يَغْتَرُّونَ أَمْ عَلَيَّ يَـجْتَرِئُونَ
Dari Ibnu Umar dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam beliau bersabda: "Allah Ta'ala berfirman: Telah Aku ciptakan suatu makhluk yang lisan mereka lebih manis daripada madu sedang hati mereka lebih pahit dari pohon shabir, maka dengan nama-Ku Aku bersumpah, pasti akan Ku-turunkan fitnah kepada mereka sehingga membuat orang sabar kebingungan, maka apakah mereka memperdayakan-Ku atau mereka menantang kepada-Ku?" [5]

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَفَعَهُ قَالَ إِذَا أَصْبَحَ ابْنُ آدَمَ فَإِنَّ الْأَعْضَاءَ كُلَّهَا تُكَفِّرُ اللِّسَانَ فَتَقُولُ اتَّقِ اللهَ فِينَا فَإِنَّمَا نَـحْنُ بِكَ فَإِنْ اسْتَقَمْتَ اسْتَقَمْنَا وَإِنْ اعْوَجَجْتَ اعْوَجَجْنَا
Dari Abu Sa'id Al Khudri ia memarfu'kannya, ia berkata: "Bila manusia berada di waktu pagi, seluruh anggota badan menutupi (kesalahan) lisan lalu berkata: Bertakwalah kepada Allah terhadap kami, kami bergantung padamu, bila kamu lurus kami pun lurus dan bila kamu bengkok kami pun bengkok." (H.R. Tirmidzi 2331)
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ مَا رَأَيْتُ شَيْئًا أَشْبَهَ بِاللَّمَمِ مِمَّا قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ حَظَّهُ مِنْ الزِّنَا أَدْرَكَ ذَلِكَ لَا مَحَالَةَ فَزِنَا الْعَيْنِ النَّظَرُ وَزِنَا اللِّسَانِ الْمَنْطِقُ وَالنَّفْسُ تَمَنَّى وَتَشْتَـهِي وَالْفَرْجُ يُصَدِّقُ ذَلِكَ كُلَّهُ وَيُكَذِّبُهُ
Dari Ibnu Abbas dia berkata; "Saya tidak berpendapat tentang sesuatu yang paling dekat dengan makna Al lamam (dosa-dosa kecil) selain dari apa yang telah dikatakan oleh Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Sesungguhnya Allah telah menetapkan pada setiap anak cucu Adam bagiannya dari perbuatan zina yang pasti terjadi dan tidak mungkin dihindari, maka zinanya mata adalah melihat sedangkan zinanya lisan adalah ucapan, zinanya nafsu adalah keinginan dan berangan-angan, dan kemaluannyalah yang akan membenarkannya atau mendustakannya." (H.R. Bukhari 5774)

عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ لَمَّا نَزَلَ فِي الْفِضَّةِ وَالذَّهَبِ مَا نَزَلَ قَالُوا فَأَيَّ الْمَالِ نَتَّخِذُ قَالَ عُمَرُ فَأَنَا أَعْلَمُ لَكُمْ ذَلِكَ فَأَوْضَعَ عَلَى بَعِيرِهِ فَأَدْرَكَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا فِي أَثَرِهِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَّ الْمَالِ نَتَّخِذُ فَقَالَ لِيَتَّخِذْ أَحَدُكُمْ قَلْبًا شَاكِرًا وَلِسَانًا ذَاكِرًا وَزَوْجَةً مُؤْمِنَةً تُعِينُ أَحَدَكُمْ عَلَى أَمْرِ الْآخِرَةِ
Dari Tsauban ia berkata, "Tatkala turun ayat yang berkaitan dengan masalah perak dan emas, para sahabat bertanya, "Lantas harta apa yang kita ambil?" Umar berkata, "Aku akan memberitahukan kepada kalian masalah itu." Umar lantas naik ke atas untanya dan menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, sementara aku mengikuti di belakangnya. Umar bertanya; "Ya Rasulullah, harta apa yang boleh kita ambil?" Beliau menjawab: "Hendaknya salah seorang dari kalian menjadikan hatinya banyak bersyukur, lisan yang banyak berdzikir dan isteri mu’minah yang mendukung kalian dalam urusan akhiratnya." (H.R. Ibnu Majah 1846, Ahmad 21358)

عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ فِي صَلَاتِهِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الثَّبَاتَ فِي الْأَمْرِ وَالْعَزِيـمَةَ عَلَى الرُّشْدِ وَأَسْأَلُكَ شُكْرَ نِعْمَتِكَ وَحُسْنَ عِبَادَتِكَ وَأَسْأَلُكَ قَلْبًا سَلِيـمًا وَلِسَانًا صَادِقًا وَأَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا تَعْلَمُ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا تَعْلَمُ وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا تَعْلَمُ
Dari Syaddad bin Aus bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam didalam shalatnya berdoa: "Ya Allah, aku memohon keteguhan dalam menghadapi semua urusan, dan tekad yang kuat dalam mencari kebenaran, aku memohon kepada-Mu untuk senantiasa mensyukuri nikmat-Mu dan beribadah dengan baik kepada-Mu, aku memohon kepada-Mu hati yang selamat, lisan yang benar, aku memohon kepada-Mu kebaikan dari apa yang engkau ketahui dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang engkau ketahui, aku memohon ampun-Mu terhadap segala kesalahan yang engkau ketahui. (H.R. Nasa’i 1287, Ahmad 16510)

عَنْ حَسَّانَ بْنِ عَطِيَّةَ رَحِمَهُ اللهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَمَ يَقُوْلُ: إِذَا كَنَزَ النَّاسُ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ، فَاكْـنِـزُوْا هَؤُلَاءِ الْكَلِمَاتِ: اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ لشَّبَاتَ فِي الْأَمْرِ، وَالْعَزِيْمَةَ عَلَى الرُّشْدِ، وَأَسْأَلُكَ شُكْرَ نِعْمَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ حُسْنَ عِبَادَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ قَلْبًا سَلِيْمًا، وَأَسْأَلُكَ لِسَانًا صَادِقًا، وَأَسْأَلُكَ مِنْ خَيِـرِ مَا تَعْلَمُ، وَأَعُوْذُبِكَ مِنْ شَّرِ مَا تَعْلَمُ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا تَعْلَمُ، إِنَّكَ أَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوْبِ.
Dari Hassan bin ‘Athiyyah rahimahullah, ia berkata, aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda, ‘Kalau orang-orang menyimpan emas dan perak, maka simpanlah oleh kalian kalimat-kalimat ini, Allahumma inni as’alukats-tsabata fil-amri, wal-‘azimata ‘alar-rusydi, wa as’aluka syukra ni’matika, wa as’aluka husna ‘ibadatika, wa as’aluka qalban salima, wa as’aluka lisanan shadiqan, wa as’aluka min khoiri ma ta’lamu, wa ‘audzubika min syarri ma ta’lamu, wa astaghfiruka lima ta’lamu, innaka anta ‘allamul ghuyub. (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu keteguhan dalam agama dan keinginan yang kuat menetapi petunjuk, dan aku memohon kepada-Mu agar bisa mensyukuri nikmat-Mu, dan aku memohon kepada-Mu agar bisa beribadah kepada-Mu dengan baik, dan aku memohon kepada-Mu hati yang selamat, dan aku memohon kepada-Mu lisan yang berkata benar, dan aku memohon kepada-Mu kebaikan yang Engkau ketahui, dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang Engkau ketahui, dan aku memohon ampun kepada-Mu terhadap sesuatu yang Engkau ketahui. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui hal-hal yang ghaib. (H.R. Ahmad 16491)

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَالَ بَيْنَمَا نَـحْنُ عِنْدَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَمَ إِذْ جَاءَهُ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ فَقَالَ بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّـي تَفَلَتَ هَذَا الْقُرْآنُ مِنْ صَدْرِي فَمَا أَجِدُنِي أَقْدِرُ عَلَيْهِ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَمَ يَا أَبَا الْحَسَنِ أَفَلَا أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ يَنْفَعُكَ اللهُ بِـهِنَّ وَيَنْفَعُ بِـهِنَّ مِنْ عَلَّمْتَهُ وَيُشَبِّتُ مَا تَعَلَّمْتَ فِي صَدْرِكَ قَالَ أَجَلْ يَا رَسُولُ اللهِ فَعَلِّمْنِي قَالَ إِذَا كَانَ لَيْلَةُ الْجُمُعَةِ فَإِنْ اسْتَطَعْتَ أَنْ تَقُومَ فِي ثُلُثِ اللَّيْلِ الْآخِرِ فَإِنَّـهَا سَاعَةٌ مَشْهُودَةٌ وَالدُّعَاءُ فِيهَا مُسْتَجَابٌ وَقَدْ قَالَ أَخِي يَعْقُوبُ لِبَنِيهِ (سَوْفَ أَسْتَغْفِرُ لَكُـمْ رَبِّي) يَقُولُ حَتَّى تَأْتِيَ لَيْلَةُ الْجُمُعَةِ فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقُمْ فِي وَسَطِهَا فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقُمْ فِي أَوَّلِهَا فَصَلِّ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ تَقْرَأُ فِي الرَكْعَةِ الْأُولَى بِفَاتِـحَةِ الْكِتَابِ وَسُورَةِ يس وَفِي الرَكْعَةِ الثَّانِيَةِ بِفَاتِـحَةِ الْكِتَابِ وَحـم الدُّخَانِ وَفِي الرَكْعَةِ الثَّالِثَةِ بِفَاتِـحَةِ الْكِتَابِ وَالـم تَنْزِيلُ السَّجْدَةِ وَفِي الرَكْعَةِ الرَّابِعَةِ بِفَاتِـحَةِ الْكِتَابِ وَتَبَارَكَ الْمُفَصَّلِ فَإِذَا فَرَغْتَ مِنْ التَّشَهُّدِ فَاحْـمَدْ اللهَ وَأَحْسِنْ الثَّنَاءَ عَلَى اللهِ وَصَلِّ عَلَيَّ وَأَحْسِنْ وَعَلَى سَائِرِ النَّبِيِّينَ وَاسْتَغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلِإِخْوَانِكَ الَّذِينَ سَبَقُوكَ بِالْإِيـمَانِ ثُـمَّ قُلْ فِي آخِرِ ذَلِكَ اللَّهُمَّ ارْحَـمْنِي بِتَرْكِ الْمَعَاصِي أَبَدًا مَا أَبْقَيْتَنِي وَارْحَـمْنِي أَنْ أَتَكَلَّفَ مَا لَا يَعْنِينِي وَارْزُقْنِي حُسْنَ النَّظَرِ فِيـمَا يُرْضِيكَ عَنِّي اللَّهُمَّ بَدِيعَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ ذَاالْجَلَالِ وَالْإِكْـرَامِ وَالْعِزَّةِ الَّتِي لَا تُـرَامُ أَسْأَلُكَ يَا أَلله يَا رَحْـمَنُ بِـجَلَالِكَ وَنُورِ وَجْـهِكَ أَنْ تُلْزِمَ قَلْبِي حِفْظَ كِتَابِكَ كَـمَا عَلَّمْتَنِي وَارْزُقْنِي أَنْ أَتْلُوَهُ عَلَى النَّحْوِ الَّذِي يُـرْضِيكَ عَنِّيَ اللَّهُمَّ بَدِيعَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ ذَاالْجَلَالِ وَالْإِكْـرَامِ وَالْعِزَّةِ الَّتِي لَا تُـرَامُ أَسْأَلُكَ يَا أَللهُ يَا رَحْـمَنُ بِجَلَالِكَ وَنُورِ وَجْـهِكَ أَنْ تُنَوِّرَ بِكِتَابِكَ بَصَرِي وَأَنْ تُطْلِقَ بِهِ لِسَانِي وَأَنْ تُفَرِّجَ بِهِ عَنْ قَلْبِي وَأَنْ تَشْرَحَ بِهِ صَدْرِي وَأَنْ تَغْسِلَ بِهِ بَدَنِي فَإِنَّهُ لَا يُعِينُنِي عَلَى الْحَقِّ غَيْرُكَ وَلَا يُؤْتِيهِ إِلَّا أَنْتَ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ يَا أَبَا الْحَسَنِ تَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلَاثَ جُـمَعٍ أَوْ خَـمْسًا أَوْ سَبْعًا تُجَبْ بِـإِذْنِ اللهِ وَالَّذِي بَعَثَنِي بِالْحَقِّ مَا أَخْطَأَ مُؤْمِنًا قَطُّ قَالَ عَبْدُ اللهِ بْنُ عَبَّاسٍ فَوَاللهِ مَا لَبِثَ عَلِيٌّ إِلَّا خَـمْسًا أَوْ سَبْعًا حَتَّى جَاءَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَمَ فِي مِثْلِ ذَلِكَ الْمَجْلِسِ فَقَالَ يَا رَسُولُ اللهِ إِنِّي كُنْتُ فِيـمَا خَلَا لَا آخُذُ إِلَّا أَرْبَعَ آيَاتٍ أَوْ نَحْوَهُنَّ وَإِذَا قَرَأْتُـهُنَّ عَلَى نَفْسِي تَفَلَّتْنَ وَأَنَا أَتَعَلَّـمُ الْيَوْمَ أَرْبَعِينَ آيَةً أَوْ نَحْوَهَا وَإِذَا قَرَأْتُـهَا عَلَى نَفْسِي فَكَأَنَّمَا كِتَابُ اللهِ بَيْنَ عَيْنَيَّ وَلَقَدْ كُنْتُ أَسْـمَعُ الْحَدِيثَ فَإِذَا رَدَّدْتُهُ تَفَلَّتَ وَأَنَا الْيَوْمَ أَسْـمَعُ الْأَحَادِيثَ فَإِذَا تَـحَدَّثْتُ بِـهَا لَمْ أَخْرِمْ مِنْـهَا حَرْفًا فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَمَ عِنْدَ ذَلِكَ مُؤْمِنٌ وَرَبِّ الْكَعْبَةِ يَا أَبَا الْحَسَنِ.
Dari Ibnu Abbas bahwa ia berkata, ketika kami berada di sisi Rasulullah Saw., tiba-tiba Ali bin Abu Thalib datang, dan berkata, “Ayah dan ibuku kurelakan untuk aku korbankan, Al Qur’an telah hilang dari dadaku, aku tidak mendapati diriku mampu untuk membacanya.” Kemudian Rasulullah Saw. berkata, “Wahai Abu Al Hasan, maukah aku ajarkan kepadamu beberapa kalimat yang dengannya Allah memberimu manfaat, dan memberikan manfaat kepada orang yang engkau ajari serta memantapkan apa yang telah engkau pelajari dalam hatimu?” Ia berkata, ya wahai Rasulullah! Ajarkan kepadaku! Beliau berkata, “Apabila tiba malam Jum’at, jika engkau mampu bangun pada sepertiga malam terakhir, ketahuilah bahwa waktu itu merupakan malam yang disaksikan, dan doa pada malam tersebut dikabulkan, dan saudaraku Ya’qub telah berkata kepada anak-anaknya, aku memintakan kalian ampunan kepada Tuhanku. Ucapan ini terus beliau ucapkan hingga datang malam Jum’at. Jika engkau tidak mampu bangunlah pada pertengahan malam, jika engkau tidak mampu bangunlah pada awal malam, kemudian shalatlah empat raka’at dan engkau baca pada raka’at pertama Surat Al Fatihah dan Surat Yaasiin, dan pada raka’at kedua engkau baca Surat Al Fatihah dan Surat Ad Dukhan, dan pada raka’at ketiga engkau baca Surat Al Fatihah dan Alif laam miim As Sajdah, dan pada raka’at keempat engkau baca Surat Al Fatihah dan Surat Tabarak (Surat Al Mulk). Kemudian apabila engkau telah selesai dari tayahud maka sanjunglah Allah dengan sebaik-baiknya, ucapkanlah shalawat kepadaku serta seluruh para nabi dengan sebaik-baiknya, mintakan ampunan untuk orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, serta saudara-saudaramu yang telah mendahuluimu beriman, kemudian ucapkan di akhir semua itu, “ALLAHUMMARHAMNII BITARKIL MA’AASHII ABADAN MAA ABQAITANII, WAR HAMNII AN ATAKALLAFA MAA LAA YA’NIINII, WARZUQNII HUSNAN NAZHARI FIIMAA YURDHIIKA ‘ANNII. ALLAAHUMMA BADII’AS SAMAAWATI WAL ARDHI DZAL JALAALI WAL IKRAM, WAL ‘IZZATIL LATII LAA TURAAMU. AS-ALUKA YAA ALLAAHU, YAA RAHMAANU BI JALAALIKA WA NUURU WAJHIKA AN TULZIMA QALBI HIFZHA KITAABIKA KAMAA ‘ALLAMTANII, WARZUQNII AN ATLUWAHU ‘ALAN NAHWILLADZII YURDHIIKA ‘ANNII. ALLAAHUMMA BADII’AS SAMAAWAATI WAL ARDI, DZAL JALAALI WAL IKRAAM, WAL ‘IZZILLATII LAA TURAAM, AS’ALUKA YAA ALLAAHU, YAA RAHMAANU BI JALAALIKA WA NUURI WAJHIKA AN TUNAWWIRA BIKITAABIKA BASHARII WA AN TUDHLIQA BIHI LISAANII, WA AN TUFARRIJ BIHI ‘AN QALBII, WA AN TASYRAH BIHI SHADRII, WA AN TAGHSIL BIHI BADANII, FAINNAHU LAA YU’IINUNII ‘ALAL HAQQI GHAIRUKA, WA LAA YU’TIIHI ILLAA ANTA, WA LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAHIL ‘ALIYYIL ‘AZHIM.” (Ya Allah, rahmatilah aku untuk meninggalkan kemaksiatan selama Engkau masih menghidupkanku dan rahmatilah aku untuk tidak memperberat diri dengan sesuatu yang tidak bermanfaat bagiku, berilah aku rizki pandangan yang baik yang mendatangkan keridhaan-Mu kepadaku. Ya Allah, wahai Pencipta langit dan bumi, wahai Dzat yang memiliki Keagungan dan Kemuliaan serta Keperkasaan yang tidak mungkin bisa dicapai oleh makhluk, aku memohon kepada-Mu ya Allah, Wahai Dzat yang Maha Kasih Sayang, dengan Kebesaran-Mu dan Nur wajah-Mu agar melazimkan (membiasakan) hatiku menjaga kitab-Mu, sebagaimana Engkau telah mengajariku, dan berilah aku rizki untuk senantiasa membacanya hingga membuat-Mu ridha kepadaku. Ya Allah, Pencipta langit dan bumi, Dzat yang memiliki Kebesaran, Kemuliaan dan Keperkasaan yang tidak mungkin bisa dicapai  oleh makhluk, aku memohon kepada-Mu ya Allah, wahai Dzat yang Maha Kasih Sayang, dengan Kebesaran-Mu dan Nur wajah-Mu, agar Engkau menyinari padanganku dengan kitab-Mu, melancarkan lisanku untuk membacanya, membukakan hatiku untuk memahaminya, dan dengannya lapanglah dadaku, dan segerakanlah badanku untuk mengamalkannya, karena sesungguhnya tidak ada yang dapat membantuku dalam perkara yang haq selain Engkau, dan juga tidak ada yang bisa memberi selain Engkau, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung). Hai Abu Al Hasan, engkau lakukan hal tersebut sebanyak tiga Jum’at atau lima atau tujuh, niscaya engkau akan dikabulkan dengan izin Allah. Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, Allah tidak bakalan lupa memberi seorang mukmin.” Abdullah bin Abbas berkata, “Demi Allah, Ali tidak berdiam kecuali hanya lima atau tujuh Jum’at hingga ia datang kepada Rasulullah Saw. dalam majelis tersebut”. Kemudian ia berkata, “Wahai Rasulullah, dahulu aku hanya mengambil empat ayat atau sekitar itu dan apabila aku membacanya dalam hatiku maka ayat tersebut hilang, dan sekarang aku mempelajari empat puluh ayat atau sekitar itu, dan apabila aku membacanya dalam hati maka seolah-olah Kitab Allah ada di depan mataku. Dan dahulu aku mendengar hadits, apabila aku mengulangnya maka hadits tersebut hilang, dan sekarang aku mendengar beberapa hadits, kemudian apabila aku membacanya, maka aku tidak mengurangi satu huruf pun darinya. Kemudian Rasulullah Saw. berkata kepadanya, “Di saat demikian itulah maka engkau adalah seorang mumin wahai Abu Al Hasan, demi Tuhan Pemilik Ka’bah.”[6]

عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِيَّاكُمْ وَالْفِتَنَ فَإِنَّ اللِّسَانَ فِيـهَا مِثْلُ وَقْعِ السَّيْفِ
Dari Ibnu Umar dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berhati-hatilah kalian pada saat terjadinya fitnah, sesungguhnya lisan pada saat itu setajam tebasan pedang." (H.R. Ibnu Majah 3958)



[1] Riwayat Tirmidzi dan dia berkata, Haditsnya hasan shahih
[2] Ibnu Katsir II/307
[3] H.R. Thabrani, Baihaqi, dari Imran bin Hushain
[4] Diriwayatkan oleh
[5] H.R. Tirmidzi 2329, Abu Isa berkata: Hadits ini hasan gharib
[6]  Diriwayatkan oleh at Tirmidzi 3493,  Abu Isa berkata, hadits ini adalah hadits hasan gharib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar