Minggu, 15 November 2015

Hadits Riya' dan Sum'ah



Dari Muadz bin Jabal r.a., dari Rasulullah Saw. bersabda,
مَا مِنْ عَبْدٍ يَقُوْمُ فِي الدُّنْيَا مَقَامَ سُـمْعَةٍ وَرِيَاءٍ إِلَّا سَـمَّعَ اللهُ بِهِ عَلَى رُؤُوْسِ الْخَلَائِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.
“Tidak ada seorang hamba yang berdiri di dunia di atas pijakan sum’ah dan riya’ kecuali Allah akan mempermalukannya dengan memperlihatkan niat busuknya pada hari Kiamat di hadapan makhluk-makhluk-Nya.”[1]

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ يَكْشِفُ رَبُّنَا عَنْ سَاقِهِ فَيَسْجُدُ لَهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ وَمُؤْمِنَةٍ فَيَبْقَى كُلُّ مَنْ كَانَ يَسْجُدُ فِي الدُّنْيَا رِيَاءً وَسُـمْعَةً فَيَذْهَبُ لِيَسْجُدَ فَيَعُودُ ظَهْرُهُ طَبَقًا وَاحِدًا
Dari Abu Sa'id radliallahu 'anhu ia berkata; Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Rabb kita menampakkan betisnya, maka sujudlah setiap orang mukmin dan mukminah, sehingga yang tersisa hanyalah orang-orang yang ketika di dunia ia sujud karena riya` dan sum'ah. Mereka mencoba untuk sujud, namun punggung mereka kembali tegak." (H.R. Bukhari 4538)

عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ الْغَزْوُ غَزْوَانِ فَأَمَّا مَنْ ابْتَغَى وَجْهَ اللَّهِ وَأَطَاعَ الْإِمَامَ وَأَنْفَقَ الْكَرِيـمَةَ وَيَاسَرَ الشَّرِيكَ وَاجْتَنَبَ الْفَسَادَ فَإِنَّ نَوْمَهُ وَنُبْـهَهُ أَجْرٌ كُلُّهُ وَأَمَّا مَنْ غَزَا فَخْرًا وَرِيَاءً وَسُـمْعَةً وَعَصَى الْإِمَامَ وَأَفْسَدَ فِي الْأَرْضِ فَإِنَّهُ لَمْ يَرْجِعْ بِالْكَفَافِ
Dari Mu'adz bin Jabal dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau bersabda: "Berperang ada dua, adapun orang yang mengharapkan wajah Allah, mentaati pemimpin, menginfakkan barang berharga, dan bergaul dengan sekutunya dengan mudah, serta menjauhi kerusakan maka tidurnya dan terjaganya adalah pahala semua. Adapun orang yang berperang karena berbangga diri, riya’ (ingin dilihat) dan sum’ah (didengar orang), durhaka kepada pemimpin serta membuat kerusakan, maka ia tidak kembali dengan membawa manfaat." (H.R. Abu Daud 2154)

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُثْمَانَ الثَّقَفِيِّ عَنْ رَجُلٍ أَعْوَرَ مِنْ ثَقِيفٍ كَانَ يُقَالُ لَهُ مَعْرُوفًا أَيْ يُثْنَى عَلَيْهِ خَيْرًا إِنْ لَمْ يَكُنْ اسْـمُهُ زُهَيْرُ بْنُ عُثْمَانَ فَلَا أَدْرِي مَا اسْـمُهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْوَلِيـمَةُ أَوَّلَ يَوْمٍ حَقٌّ وَالثَّانِيَ مَعْرُوفٌ وَالْيَوْمَ الثَّالِثَ سُـمْعَةٌ وَرِيَاءٌ
قَالَ قَتَادَةُ وَحَدَّثَنِي رَجُلٌ أَنَّ سَعِيدَ بْنَ الْمُسَيِّبِ دُعِـيَ أَوَّلَ يَوْمٍ فَأَجَابَ وَدُعِـيَ الْيَوْمَ الثَّانِيَ فَأَجَابَ وَدُعِـيَ الْيَوْمَ الثَّالِثَ فَلَمْ يُـجِبْ وَقَالَ أَهْلُ سُـمْعَةٍ وَرِيَاءٍ
Dari Abdullah bin Utsman Ats Tsaqafi dari - seorang laki-laki juling yang berasal dari Tsaqif yang dipanggil Ma'ruf, yaitu sebagai pujian yang baik kepadanya. Apabila namanya bukan - Zuhair bin Utsman maka aku tidak mengetahui siapa namanya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pesta pada hari pertama adalah sesuatu yang haq, pada hari kedua adalah sesuatu yang baik, dan pada hari yang ketiga adalah suatu perbuatan sum'ah (ingin didengar) dan riya` (ingin dilihat)." Qatadah berkata, "Telah menceritakan kepada kami seorang laki-laki bahwa Sa'id bin Al Musayyab pernah diundang pada hari pertama, kemudian ia memenuhi undangan tersebut, dan ia diundang pada hari kedua, kemudian ia memenuhi undangan tersebut, dan diundang pada hari ketiga, kemudian ia tidak memenuhi undangan tersebut seraya berkata, "Ini adalah orang yang sum'ah dan riya`." (H.R. Abu Daud 3254)

عَنْ الْمُسْتَوْرِدِ أَنَّهُ حَدَّثَهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَكَلَ بِرَجُلٍ مُسْلِمٍ أَكْلَةً فَإِنَّ اللَّهَ يُطْعِمُهُ مِثْلَهَا مِنْ جَـهَنَّمَ وَمَنْ كُسِيَ ثَوْبًا بِرَجُلٍ مُسْلِمٍ فَإِنَّ اللَّهَ يَكْسُوهُ مِثْلَهُ مِنْ جَـهَنَّمَ وَمَنْ قَامَ بِرَجُلٍ مَقَامَ سُـمْعَةٍ وَرِيَاءٍ فَإِنَّ اللَّهَ يَقُومُ بِهِ مَقَامَ سُـمْعَةٍ وَرِيَاءٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Dari Al Mustaurid bahwasanya ia menceritakan kepadanya bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa makan makanannya seorang muslim, meskipun satu porsi (yakni membicarakan harga diri sahabatnya yang muslim di depan musuhnya karena berharap makanan darinya), maka Allah akan memberinya makan sekadar itu pula di neraka Jahannam. Barangsiapa memakai pakaian seorang Muslim (membicarakan harga diri sahabatnya agar mendapat hadiah pakaian dari musuhnya), maka Allah akan memakaikannya pakaian seperti itu pula di neraka Jahannam. Dan barangsiapa memposisikan diri pada posisi orang lain karena sum’ah dan riya’, maka pada hari kiamat Allah akan menempatkannya pada posisi orang yang sum’ah dan riya’." (H.R. Abu Daud 4237)

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ إِلَى الصَّلَاةِ فَقَالَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِـحَقِّ السَّائِلِينَ عَلَيْكَ وَأَسْأَلُكَ بِـحَقِّ مَمْشَايَ هَذَا فَإِنِّي لَمْ أَخْرُجْ أَشَرًا وَلَا بَطَرًا وَلَا رِيَاءً وَلَا سُـمْعَةً وَخَرَجْتُ اتِّقَاءَ سُـخْطِكَ وَابْتِغَاءَ مَرْضَاتِكَ فَأَسْأَلُكَ أَنْ تُعِيذَنِي مِنْ النَّارِ وَأَنْ تَغْفِرَ لِي ذُنُوبِي إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ أَقْبَلَ اللَّهُ عَلَيْهِ بِوَجْـهِهِ وَاسْتَغْفَرَ لَهُ سَبْعُونَ أَلْفِ مَلَكٍ
Dari Abu Sa'id Al Khudri, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa berjalan menuju masjid lalu mengucapkan; ALAHUMMA INNI AS`ALUKA BI HAQQIS SA`ILIIN 'ALAIKA WA AS`ALUKA BI HAQQI MAMSYAAYA HADZA FA INNI LAM AKHRUJ ASYARAN WA LAA BATHARAN WA LAA RIYA`AN WA LAA SUM'ATAN WA KHARAJTU ITTIQA`A SUKHTHIKA WABTIGHA`A MARDLATIKA FA AS`ALUKA AN TU'IDZANI MINANNAR WA AN TAGHFIRALI DZUNUBI INNAHU LAA YAGHFIRUDZ DZUNUBA ILLA ANTA (Ya Allah, aku meminta kepada-Mu dengan hak peminta kepada-Mu, dan aku juga meminta dengan hak jalanku ini. Sesungguhnya aku keluar bukan untuk keburukan, bukan untuk kesombongan, bukan untuk riya dan bukan untuk dipuji. Aku keluar agar terhindar dari murka-Mu dan mengharap ridla-Mu. Maka, aku meminta agar Engkau melindungiku dari siksa neraka dan mengampuni dosaku, sebab tidak ada yang mengampuni dosa selain-Mu), maka Allah akan menerimanya dengan wajah-Nya, dan tujuh puluh ribu malaikat juga akan memintakan ampunan baginya." (H.R. Ibnu Majah 770)

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ حَجَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى رَحْلٍ رَثٍّ وَقَطِيفَةٍ تُسَاوِي أَرْبَعَةَ دَرَاهِـمَ أَوْ لَا تُسَاوِي ثُـمَّ قَالَ اللَّهُمَّ حَجَّةٌ لَا رِيَاءَ فِيـهَا وَلَا سُـمْعَةَ
Dari Anas bin Malik radliallahu 'anhu, ia berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menunaikan haji dengan mengendarai unta dan mengenakan beludru seharga empat dirham atau dibawah nilai tersebut, lalu beliau bersabda: 'Ya Allah, haji tanpa riya’ dan sum’ah.'" (H.R. Ibnu Majah 2881)

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَوْنٍ الْكِنَانِيِّ وَكَانَ عَامِلًا لِعُمَرَ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ عَلَى الرَّمْلَةِ أَنَّهُ شَهِدَ عَبْدَ الْمَلِكِ بْنَ مَرْوَانَ قَالَ لِبَشِيرِ بْنِ عَقْرَبَةَ الْجُهَنِيِّ يَوْمَ قُتِلَ عَمْرُو بْنُ سَعِيدِ بْنِ الْعَاصِ يَا أَبَا الْيَمَانِ إِنِّي قَدْ احْتَجْتُ الْيَوْمَ إِلَى كَلَامِكَ فَقُمْ فَتَكَلَّمْ قَالَ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ قَامَ يَـخْطُبُ لَا يَلْتَمِسُ بِـهَا إِلَّا رِيَاءً وَسُـمْعَةً أَوْقَفَهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَوْقِفَ رِيَاءٍ وَسُـمْعَةٍ
Dari Abdullah bin 'Aun Al Kinany yang dia adalah gubernur untuk 'Umar Bin Abdul Aziz di Ramlah, bahwa dia menyaksikan Abdul Malik bin Marwan berkata kepada Basyir bin 'Aqrabah pada hari terbunuhnya Sa'id bin Al 'Ash 'Wahai Abu Al Yaman, pada hari aku membutuhkan perkataanmu, bangunlah dan bicaralah.' Lalu dia berkata; Aku mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda "Barangsiapa yang berkhotbah dengan tujuan untuk riya’ dan sum'ah niscaya Allah ‘Azza wa Jalla di hari kiamat akan menempatkan dia di tempat orang-orang yang riya’ dan sum'ah. (H.R. Ahmad 15493)

Dari Abu Hindun ad-Dari r.a., bahwa dia mendengar Rasulullah Saw. bersabda,
مَنْ قَامَ مَقَامَ رِيَاءٍ وَسُـمْعَةٍ، رَاءَى اللهُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَسَـمَّعَ.
“Barangsiapa yang berbuat karena riya’ (ingin dilihat) dan sum’ah (ingin didengar), Allah akan memperlihatkan dan memperdengarkan (niat) orang itu pada hari Kiamat.”[2]

               Diriwayatkan dari Aisyah r.a., dari Nabi Saw. bersabda:
مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لَا يُـرِيْدُ بِهِ رِيَاءً وَلَا سَـمْعَةً، بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ.
“Barangsiapa membangun suatu masjid bukan karena riya’ dan sum’ah, maka Allah membangun untuknya sebuah rumah di surga.”[3]

Dari Ibnu Abbas berkata,
مَنْ رَاءَى بِشَيْءٍ فِـي الدُّنْيَا مِنْ عَـمَلِهِ، وَكَلَهُ اللهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَقَالَ: أُنْظُرْ هَلْ يُغْنِيْ عَنْكَ شَيْئَا؟!
"Barangsiapa yang riya’ (memamerkan) suatu amalnya ketika di dunia, Allah akan mewakilkannya kepada orang yang melihatnya itu pada Hari Kiamat dan berfirman, 'Lihatlah apakah orang itu dapat memberikanmu sesuatu?'" [4]


               Dari Ibnu Umar r.a., yang telah mendengar Rasulullah Saw. bersabda,
أَنَّهُ سَمِعَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرٍو يُحَدِّثُ ابْنَ عُمَرَ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ سَـمَّعَ النَّاسَ بِعَمَلِهِ سَـمَّعَ اللَّهُ بِهِ سَامِعَ خَلْقِهِ وَصَغَّرَهُ وَحَقَّرَهُ قَالَ فَذَرَفَتْ عَيْنَا عَبْدِ اللَّهِ
Bahwasanya ia mendengar Abdullah bin Amru menceritakan kepada Ibnu Umar, bahwa sesungguhnya ia pernah mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Barangsiapa yang sum’ah (ingin didengar) amalannya oleh manusia maka Allah akan memperdengarkannya kepada makhluknya yang mendengar, dan Dia akan menganggapnya remeh[5] dan menghinanya[6]." Ia berkata: (mendengar itu) kedua mata Abdullah berlinang air mata. (H.R. Ahmad 6220)

عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ خَرَجَ يُوْمًا إِلَى مَسْجِدِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَوَ جَدَ مُعَاذَ ابْنَ جَبَلٍ قَاعِدًا عِنْدَ قَبْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَبْكِيْ، فَقَالَ: مَا يُبْكِيْكَ؟ قَالَ: يُبْكِيْنِي شَيْءٌ سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: إِنَّ يَسِيْرَ الرِّيَاءِ شِرْكٌ، وَإِنَّ مَنْ عَادَى لِلَّهِ وَلِيًّا فَقَدْ بَارَزَ اللهَ بِالْمُحَارَبَةِ، إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْأَبْرَارَ اْلأَتْقِيَاءَ الْأَخْفِيَاءِ، الَّذِيْنَ إِذَا غَابُوْا لَمْ يُفْتَقَدُوْا، وَإِذَا حَضَرُوْا لَمْ يُدْعَوْا وَلَمْ يُعْرَفُوْا، قُلُوْبُـهُمْ مَصَابِيْحُ الْهُدَى، يَخْرُجُوْنَ مِنْ كُلِّ غَبْرَاءَ مُظْلِمَةٍ.
Dari Umar bin khaththab r.a., bahwa suatu hari ia keluar ke masjid Rasulullah Saw. ia menjumpai Mu’adz bin Jabal r.a., duduk di sisi kubur Nabi Saw. sambil menangis. Maka Umar r.a., bertanya, “Mengapa kamu menangis?” Mu’adz r.a., berkata, “Aku menangis karena sesuatu yang telah aku dengar dari Rasulullah Saw.. Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda, ‘Sesungguhnya riya’ yang ringan termasuk syirik. Dan barangsiapa memusuhi wali Allah, maka Allah menyatakan perang terhadap-Nya. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang suka berbuat baik, bertaqwa, tersembunyi, tidak dicari orang bila mereka tidak ada, dan tidak dipanggil ataupun dikenal orang bila mereka ada. Qolbu mereka merupakan pelita hidayah. Mereka dapat keluar dari kegelapan.” (H.R. Ibnu Majah 3979)

مَنْ صَلَّى يُرَائِيْ فَقَدْ أَشْرَكَ، وَمَنْ صَامَ يُرَائِيْ فَقَدْ أَشْرَكَ، وَمَنْ تَصَدَّقَ يُرَائِيْ فَقَدْ أَشْرَكَ.
“Siapa yang shalat karena riya’, maka sesungguhnya dia telah syirik, siapa yang berpuasa karena riya’, maka sesungguhnya dia telah syirik dan siapa yang bersedekah karena riya’, maka sesungguhnya dia telah syirik (mempersekutukan Allah).” [7]

عَنْ بُرَيْدَةَ الْأَسْلَمِيِّ قَالَ خَرَجْتُ ذَاتَ يَوْمٍ لِحَاجَةٍ فَإِذَا أَنَا بِالنَّبِيِّ عَلَيْهِ الصَّلَاة وَالسَّلَامُ يَمْشِي بَيْنَ يَدَيَّ فَأَخَذَ بِيَدِي فَانْطَلَقْنَا نَمْشِي جَـمِيعًا فَإِذَا نَـحْنُ بَيْنَ أَيْدِينَا بِرَجُلٍ يُصَلِّي يُكْثِرُ الرُّكُوعَ وَالسُّجُودَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتُرَاهُ يُرَائِي فَقُلْتُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ فَتَرَكَ يَدِي مِنْ يَدِهِ ثُـمَّ جَـمَعَ بَيْنَ يَدَيْهِ فَجَعَلَ يُصَوِّبُـهُمَا وَيَرْفَعُهُمَا وَيَقُولُ عَلَيْكُمْ هَدْيًا قَاصِدًا عَلَيْكُمْ هَدْيًا قَاصِدًا عَلَيْكُمْ هَدْيًا قَاصِدًا فَإِنَّهُ مَنْ يُشَادَّ هَذَا الدِّينَ يَغْلِبْهُ
Dari Buraidah Al Aslami berkata: Pada suatu hari aku pergi untuk suatu keperluan, ternyata Nabi Shallallahu'alaihiwasallam tengah berjalan di hadapanku, beliau meraih tanganku, kami pun pergi bersama-sama, di hadapan kami ada seseorang shalat, ia memperlama ruku' dan sujud lalu Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: Apakah ia terlihat berbuat riya`? aku menjawab: Allah dan rasul-Nya lebih tahu. Beliau melepaskan tanganku kemudian mengumpulkan kedua tangan beliau lalu membenarkan dan mengangkat keduanya, beliau bersabda: "Hendaklah kalian mengukuti hidayah dengan wajar (tidak berlebih-lebihan), hendaklah kalian mengikuti hidayah dengan wajar (tidak berlebih-lebihan), hendaklah kalian mengukuti hidayah dengan wajar (tidak berlebih-lebihan), sebab barangsiapa yang memperberat diri dalam agama ini pasti akan dikalahkan olehnya." (H.R. Ahmad 21885)

اَلْيَسِيْـرُ مِنَ الْرِّيَاءِ شِرْكٌ.
“Sedikit saja riya’, itu sudah termasuk syirik.” (H.R. Ibnu Majah dan Baihaqi)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْإِيـمَانُ يَمَانٍ وَالْكُفْرُ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالسَّكِينَةُ فِي أَهْلِ الْغَنَمِ وَالْفَخْرُ وَالرِّيَاءُ فِي الْفَدَّادِينَ أَهْلِ الْخَيْلِ وَالْوَبَرِ
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Iman itu ada pada Yaman, kekufuran itu ada pada arah timur (maksudnya kaum Majusi), ketenangan ada pada penggembala kambing (maksudnya penduduk Yaman), dan kesombongan dan riya' itu ada pada orang-orang yang bersuara keras; pengembala kuda dan unta (orang badui)." (H.R. Muslim 76)

عَنْ جَابِرِ بْنِ سَـمُرَةَ قَالَ شَكَا أَهْلُ الْكُوفَةِ سَعْدًا إِلَى عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَعَزَلَهُ وَاسْتَعْمَلَ عَلَيْـهِمْ عَمَّارًا فَشَكَوْا حَتَّى ذَكَرُوا أَنَّهُ لَا يُـحْسِنُ يُصَلِّي فَأَرْسَلَ إِلَيْهِ فَقَالَ يَا أَبَا إِسْـحَاقَ إِنَّ هَؤُلَاءِ يَزْعُمُونَ أَنَّكَ لَا تُحْسِنُ تُصَلِّي قَالَ أَبُو إِسْحَاقَ أَمَّا أَنَا وَاللَّهِ فَإِنِّي كُنْتُ أُصَلِّي بِـهِمْ صَلَاةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَخْرِمُ عَنْـهَا أُصَلِّي صَلَاةَ الْعِشَاءِ فَأَرْكُدُ فِي الْأُولَيَيْنِ وَأُخِفُّ فِي الْأُخْرَيَيْنِ قَالَ ذَاكَ الظَّنُّ بِكَ يَا أَبَا إِسْـحَاقَ فَأَرْسَلَ مَعَهُ رَجُلًا أَوْ رِجَالًا إِلَى الْكُوفَةِ فَسَأَلَ عَنْهُ أَهْلَ الْكُوفَةِ وَلَمْ يَدَعْ مَسْجِدًا إِلَّا سَأَلَ عَنْهُ وَيُثْنُونَ مَعْرُوفًا حَتَّى دَخَلَ مَسْجِدًا لِبَنِي عَبْسٍ فَقَامَ رَجُلٌ مِنْـهُمْ يُقَالُ لَهُ أُسَامَةُ بْنُ قَتَادَةَ يُكْنَى أَبَا سَعْدَةَ قَالَ أَمَّا إِذْ نَشَدْتَنَا فَإِنَّ سَعْدًا كَانَ لَا يَسِيرُ بِالسَّرِيَّةِ وَلَا يَقْسِمُ بِالسَّوِيَّةِ وَلَا يَعْدِلُ فِي الْقَضِيَّةِ قَالَ سَعْدٌ أَمَا وَاللَّهِ لَأَدْعُوَنَّ بِثَلَاثٍ اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ عَبْدُكَ هَذَا كَاذِبًا قَامَ رِيَاءً وَسُـمْعَةً فَأَطِلْ عُمْرَهُ وَأَطِلْ فَقْرَهُ وَعَرِّضْهُ بِالْفِتَنِ وَكَانَ بَعْدُ إِذَا سُئِلَ يَقُولُ شَيْخٌ كَبِيرٌ مَفْتُونٌ أَصَابَتْنِي دَعْوَةُ سَعْدٍ
قَالَ عَبْدُ الْمَلِكِ فَأَنَا رَأَيْتُهُ بَعْدُ قَدْ سَقَطَ حَاجِبَاهُ عَلَى عَيْنَيْهِ مِنْ الْكِبَرِ وَإِنَّهُ لَيَتَعَرَّضُ لِلْجَوَارِي فِي الطُّرُقِ يَغْمِزُهُنَّ
Dari Jabir bin Samrah berkata, "Penduduk Kufah mengadukan Sa'd (bin Abu Waqash) kepada 'Umar. Maka 'Umar menggantinya dengan 'Ammar. Mereka mengadukan Sa'd karena dianggap tidak baik dalam shalatnya. Maka Sa'd dikirim kepada 'Umar dan ditanya, "Wahai Abu Ishaq, penduduk Kufah menganggap kamu tidak baik dalam shalat?" Abu Ishaq menjawab, "Demi Allah, aku memimpin shalat mereka sebagaimana shalatnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Tidaklah aku mengurangi sedikitpun dalam melaksanakan shalat 'Isya bersama mereka. Aku memanjangkan bacaan pada dua rakaat pertama dan aku pendekkan pada dua rakaat yang akhir." 'Umar berkata, "Wahai Abu Ishaq, kami juga menganggap begitu terhadapmu." Kemudian 'Umar mengutus seorang atau beberapa orang bersama Sa'd ke Kufah. Orang itu kemudian bertanya kepada para penduduk tentang Sa'd, tidak ada satupun masjid yang dikunjungi tanpa menanyakan tentang Sa'd, mereka semua mengagumi Sa'd dan mengenalnya dengan baik. Hingga akhirnya sampai ke sebuah masjid milik bani 'Abs, lalu salah seorang dari mereka yang bernama Usamah bin Qatadah dengan nama panggilan Abu Sa'dah berkata, "Jika kalian minta pendapat kami, maka kami katakan bahwa Sa'd adalah seorang yang tidak memudahkan pasukan, bila membagi tidak sama dan tidak adil dalam mengambil keputusan." Maka Sa'd berkata, "Demi Allah, sungguh aku akan berdo'a dengan tiga do'a; Ya Allah jika dia, hambamu ini, berdusta, dan mengatakan ini dengan maksud riya' atau sum'ah, maka panjangkanlah umurnya, panjangkanlah kefakirannya dan campakkanlah dia dengan berbagai fitnah." Setelah beberapa masa kemudian, orang tersebut bila ditanya mengapa keadaannya jadi sengsara begitu, maka ia menjawab, "Aku orang tua renta yang terkena fitnah akibat do'anya Sa'd." 'Abdul Malik berkata, "Aku sendiri melihat kedua alisnya telah panjang ke bawah menutupi kedua matanya, dan sungguh dia tersia-siakan saat berada di jalan-jalan." (H.R. Bukhari 713)

               Nabi Saw. bersabda:
إِنْ كَانَ خَرَجَ يَسْعَى عَلَى وَلَدِهِ صِغَارًا فَهُوَ فِى سَبِيْلِ اللهِ، وَإِنْ كَانَ خَرَجَ يَسْعَى عَلَى أَبَوَيْنِ شَيْخَيْنِ كَبِيْرَيْنِ فَهُوَ فِى سَبِيْلِ اللهِ، وَإِنْ كَانَ خَرَجَ يَسْعَى عَلَى نَفْسِهِ يُعِفُّهَا فَهُوَ فِى سَبِيْلِ اللهِ، وَإِنْ كَانَ خَرَجَ يَسْعَى رِيَاءً وَمُفَاخَرَةً فَهُوَ فِى سَبِيْلِ الشَّيْطَانِ.
“Jika ia pergi berusaha demi anak kecilnya, maka ia berada di jalan Allah; jika ia pergi berusaha demi kedua orang tuanya yang sudah renta, maka ia berada di jalan Allah; jika ia pergi berusaha untuk dirinya sendiri agar tidak meminta-minta pada orang lain, maka ia berada di jalan Allah; dan jika ia pergi berusaha untuk riya’ dan berbangga-bangga, maka ia berada di jalan setan. (H.R. Thabarani)
                                                                       
عَنْ سَلَمَةَ بْنِ كُهَيْلٍ قَالَ سَمِعْتُ جُنْدُبًا الْعَلَقِيَّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ يُسَمِّعْ يُسَمِّعْ اللَّهُ بِهِ وَمَنْ يُرَائِي يُرَائِي اللَّهُ بِهِ
Dari Salamah bin Kuhail berkata: Aku mendengar Jundub Al Alaqi berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Barangsiapa sum’ah (ingin didengar) niscaya Allah memperdengarkan dengannya dan barangsiapa riya’ (ingin dilihat) niscaya Allah memperlihatkan dengannya." (H.R. Muslim 5302, Bukhari 6018)

عَنْ طَرِيفٍ أَبِي تَمِيـمَةَ قَالَ شَهِدْتُ صَفْوَانَ وَجُنْدَبًا وَأَصْـحَابَهُ وَهُوَ يُوصِيـهِمْ فَقَالُوا هَلْ سَمِعْتَ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَيْئًا قَالَ سَمِعْتُهُ يَقُولُ مَنْ سَـمَّعَ سَـمَّعَ اللَّهُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالَ وَمَنْ يُشَاقِقْ يَشْقُقْ اللَّهُ عَلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَقَالُوا أَوْصِنَا فَقَالَ إِنَّ أَوَّلَ مَا يُنْتِنُ مِنْ الْإِنْسَانِ بَطْنُهُ فَمَنْ اسْتَطَاعَ أَنْ لَا يَأْكُلَ إِلَّا طَيِّبًا فَلْيَفْعَلْ وَمَنْ اسْتَطَاعَ أَنْ لَا يُحَالَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجَنَّةِ بِمِلْءِ كَفِّهِ مِنْ دَمٍ أَهْرَاقَهُ فَلْيَفْعَلْ قُلْتُ لِأَبِي عَبْدِ اللَّهِ مَنْ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جُنْدَبٌ قَالَ نَعَمْ جُنْدَبٌ
Dari Tharif Abu Tamimah mengatakan, aku menghadiri Shafwan dan Jundab serta sahabat-sahabatnya ketika Jundab memberi wasiat kepada mereka, lantas mereka bertanya; 'Apakah kau mendengar sesuatu dari Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam? ' Ia menjawab; aku mendengar beliau bersabda: "Barangsiapa beramal karena sum'ah (ingin didengar), maka Allah menjadikannya sum'ah pada hari kiamat, dan barangsiapa kikir, maka Allah juga akan kikir kepadanya pada hari kiamat." mereka berkata; "Wasiatilah kami!" ia berkata; 'Yang pertama-tama membusuk dari tubuh manusia adalah perut, maka barangsiapa yang mampu untuk tidak menyantap selain yang baik, lakukanlah, dan barangsiapa tidak ingin dihalangi antara dirinya dan surga karena segenggam darah yang ia tumpahkan, lakukanlah.' Saya bertanya kepada Abu Abdillah; 'Siapa yang mengatakan aku mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, apakah Jundab? ' ia menjawab; "Iya, Jundab." (H.R. Bukhari 6619)

اَللَّهُمَّ اِنِّى اَعُوْذُبِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفُسُوْقِ وَالنِّفَاقِ وَالرِّيَاءِ.
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran, kefasikan, kemunafikan dan riya’ (H.R. Hakim)



[1] Diriwayatkan oleh ath-Thabrani dengan sanad hasan.
[2] Diriwayatkan oleh Ahmad dengan sanad baik (jayid) dan al-Baihaqi.
[3] Diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Ausath.
[4] Diriwayatkan oleh al-Baihaqi secara mauquf.
[5] صغر kecil (lawan dari besar), rendah,
[6] حقر hina, tak berharga, tercela
[7] H.R. Ahmad dan lihat, Misykah 2/686

Tidak ada komentar:

Posting Komentar