Sabtu, 12 Desember 2015

Hadits Lisan (Bag 2)



عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَخْبِـرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِي عَنِ النَّارِ، قَالَ : لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْ عَظِيْمٍ، وَإِنَّهُ لَيَسِيْـرٌ عَلىَ مَنْ يَسَّرَهُ اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِ : تَعْبُدُ اللهَ لَا تُشْرِكُ  بِهِ شَيْئاً، وَتُقِيْمُ الصَّلَاةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصُوْمُ رَمَضَانَ، وَتَحُجُّ  الْبَيْتَ، ثُـمَّ قَالَ : أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْـرِ ؟ الصَّوْمُ جُنَّةٌ، وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيْئَةَ كَـمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ، وَصَلَاةُ الرَّجُلِ فِي جَوْفِ   اللَّيْلِ، ثُـمَّ قَالَ :(تَتَجَا فِى جُنُوبِـهِمْ عَنِ آلْمَضَاجِعِ) – حَتَّى بَلَغَ – (يَعْمَلُونَ)   ثُـمَّ قَالَ : أَلَا أُخْبِـرُكَ بِـرَأْسِ الأَمْرِ وُعَمُوْدِهِ وَذِرْوَةِ سَنَامِهِ ؟ قُلْتُ بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ : رَأْسُ الْأَمْرِ الْإِسْلَامُ وَعَمُوْدُهُ  الصَّلَاةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ. ثُـمَّ قَالَ: أَلَا أُخْبِـرُكَ بِمَلَاكِ ذَلِكَ كُلِّهِ ؟ فَقُلْتُ : بَلىَ  يَا رَسُوْلَ اللهِ . فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ وَقَالِ : كُفَّ  عَلَيْكَ هَذَا. قُلْتُ : يَا نَبِيَّ اللهِ، وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُوْنَ بِمَا نَتَكَلَّمَ بِهِ ؟ فَقَالَ : ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ، وَهَلْ   يَكُبَّ النَاسُ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوْهِهِمْ – أَوْ قَالَ : عَلىَ مَنَاخِرِهِمْ – إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِـهِمْ . [رواه الترمذي وقال : حديث حسن صحيح]
Dari Mu’az bin Jabal radhiallahuanhu dia berkata: Saya berkata: Ya Rasulullah, beritahukan saya tentang perbuatan yang dapat memasukkan saya ke dalam surga dan menjauhkan saya dari neraka, beliau bersabda, Engkau telah bertanya tentang sesuatu yang besar, dan perkara tersebut mudah bagi mereka yang dimudahkan Allah Ta’ala: Beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya sedikitpun, menegakkan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji. Kemudian beliau (Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam) bersabda, Maukah engkau aku beritahukan tentang pintu-pintu surga? Puasa adalah benteng, Sadaqah akan mematikan (menghapus) kesalahan sebagaimana air mematikan api, dan shalatnya seseorang di tengah malam (qiyamullail), kemudian beliau membacakan ayat (yang artinya): “ Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya….”. Kemudian beliau bersabda, Maukah kalian aku beritahukan pokok dari segala perkara, tiangnya dan puncaknya? aku menjawab: Mau ya Nabi Allah. Pokok perkara adalah Islam, tiangnya adalah shalat dan puncaknya adalah Jihad. Kemudian beliau bersabda: Maukah kalian aku beritahukan sesuatu (yang jika kalian laksanakan) kalian dapat memiliki semua itu? saya berkata: Mau ya Rasulullah. Maka Rasulullah memegang lisannya lalu bersabda, Jagalah ini. Saya berkata, Ya Nabi Allah, apakah kita akan dihukum juga atas apa yang kita bicarakan? beliau bersabda, Ah kamu ini, adakah yang menyebabkan seseorang terjungkal wajahnya di neraka – atau sabda beliau: diatas hidungnya – selain buah dari yang diucapkan oleh lisan-lisan mereka. [1]

عَنْ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَمَ يَقُوْلُ: أَكْـثَـرُ خَطَايَا ابْنِ آدَمَ فِيْ لِسَانِهِ.
Dari Abdullah r.a., ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda, ‘Kebanyakan kesalahan anak Adam ada pada lisannya.” (H.R. Thabarani)

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللهِ! إِنَّ فُلَانَةً يُذْكَرُ مِنْ كَـثْـرَةِ صَلَاتِـهَا وَصِيَامِهَا وَصَدَقَتِـهَا غَـيْـرَ أَنَّـهَا تُؤْذِيْ جِيْـرَانَـهَا بِلِسَانِـهَا قَالَ: هِيَ فِي النَّارِ قَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ! فَإِنَّ فُلَانَةً يُذْكَرُ مِنْ قِلَّةِ صِيَامِهَا وَصَدَقَتِـهَا وَصَلَاتِـهَا، وَإِنَّـهَا تَصَدَّقَ بِاْلأَثْوَارِ مِنَ الْأَقِطِ وَلَا تُؤْذِيْ جِيْـرَانَـهَا بِلِسَانِـهَا، قَالَ: هِيَ فِي الْجَنَّةِ.
Dari Abu Hurairah r.a., berkata, seorang laki-laki berkata, “Wahai Rasulullah! Sesungguhnya Fulanah (seorang wanita) terkenal banyak shalat, puasa dan shadaqah. Hanya saja ia biasa menyakiti tetangganya dengan lidahnya.” Beliau bersabda, “Ia di neraka.” Ia bertanya, “Wahai Rasulullah! Sesungguhnya Fulanah (yang lain) terkenal sedikit shalat, puasa, dan shadaqah. Ia biasa bersedekah dengan beberapa potong keju, dan tidak menyakiti tetangganya dengan lisannya.” Beliau bersabda, “Ia di surga.” (H.R. Ahmad 9298)

Imam Abdu Ibnu Humaid di dalam Musnad-Nya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ubaidillah ibnu Musa, dari Musa ibnu Ubaidah, dari saudaranya (yaitu Abdullah ibnu Ubaidillah) dari Jabir ibnu Abdullah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
مَنْ قَضَى نُسُكَهُ وَسَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ، غُـفِـرَلَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.
Barangsiapa yang telah menunaikan hajinya dan orang-orang muslim selamat dari lisan dan tangannya, niscaya Allah memberikan ampunan baginya atas semua dosanya yang terdahulu.[2]

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَسْتَقِيمُ إِيـمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيمَ قَلْبُهُ وَلَا يَسْتَقِيمُ قَلْبُهُ حَتَّى يَسْتَقِيمَ لِسَانُهُ وَلَا يَدْخُلُ رَجُلٌ الْجَنَّةَ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ
Dari Anas bin Malik berkata, Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Iman seorang hamba tidak istiqomah hingga hatinya istiqomah dan hati tidak akan istiqomah hingga istiqomah lisannya dan seseorang tidak bakalan masuk surga jika tetangganya terganggu oleh keburukannya". (H.R. Ahmad 12575. Dihasankan oleh al-Albani.)

إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُـمْ بَعْدِي كُلُّ مُنَافِقٍ عَلِيْـمِ اللِّسَانِ.
Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kalian setelah aku tiada adalah setiap orang munafik yang lisannya pandai bicara.[3]

               Dari Abdullah bin Mas’ud r.a., dia berkata,
وَالَّذِيْ لَا إِلَهَ غَيْـرُهُ، مَا عَلَى ظَهْرِ الْأَرْضِ شَيْءٌ أَحْوَجُ إِلَى طُوْلِ سِـجْنٍ مِنْ لِسَانٍ.
“Demi Dzat yang tiada sesembahan kecuali Dia! Tidak ada satu pun di atas permukaan bumi yang lebih butuh lama dipenjara daripada lisan.”[4]

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْـهُمَا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَـجَرَ مَا نَـهَى اللَّهُ عَنْهُ
Dari Abdullah bin 'Amru dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bersabda: "Seorang muslim adalah orang yang Kaum Muslimin selamat dari lisan dan tangannya, dan seorang Muhajir adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah" (H.R. Bukhari 9)

عَنْ أَنَسٍ قَالَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَاهِدُوا الْمُشْرِكِينَ بِأَمْوَالِكُـمْ وَأَنْفُسِكُـمْ وَأَلْسِنَتِكُـمْ.
Dari Anas ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda, “Berjihadlah kalian melawan orang musyrik dengan harta kalian, nafsu kalian dan lisan kalian.” (H.R. Ahmad 11798)

عَنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ قَالَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ قَوْمٌ فِي آخِرِ الزَّمَانِ سُفَهَاءُ الْأَحْلَامِ أَحْدَاثٌ أَوْ قَالَ حُدَثَاءُ الْأَسْنَانِ يَقُولُونَ مِنْ خَيْرِ قَوْلِ النَّاسِ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ بِأَلْسِنَتِـهِمْ لَا يَعْدُو تَرَاقِيَـهُمْ يَمْرُقُونَ مِنْ الْإِسْلَامِ كَـمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنْ الرَّمِيَّةِ فَمَنْ أَدْرَكَهُمْ فَلْيَقْتُلْهُمْ فَإِنَّ فِي قَتْلِهِمْ أَجْرًا عَظِيـمًا عِنْدَ اللهِ لِمَنْ قَتَلَهُمْ.
Dari Abdullah ia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, “Akan muncul pada akhir zaman para pemuda kekanak-kanakan yang banyak bicara.” atau beliau bersabda, “Orang tua yang banyak bicara, mereka membaca al Qur’an dengan lisan mereka namun tidak melewati kerongkongannya, mereka melesat dari Islam sebagaimana anak panah melesat dari busurnya. Barangsiapa yang mendapati mereka, hendaknya meredakannya karena dalam meredakannya ada pahala besar di sisi Allah bagi siapa yang meredakan mereka. (H.R. Ahmad 3639)

عَنْ مُسْلِمُ بْنُ أَبِي بَكْرَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَالَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيَخْرُجُ قَوْمٌ أَحَدَاثٌ أَحِدَّاءُ أَشِدَّاءُ ذَلِقَةٌ أَلْسِنَتُـهُمْ بِالْقُرْآنِ يَقْرَءُنَهُ لَا يُجَاوِزُ تَرَاقِيَـهُمْ فَإِذَا لَقِيتُمُوهُـمْ فَأَنِيـمُوهُـمْ ثُـمَّ إِذَا لَقِيـتُمُوهُـمْ فَاقْتُلُوهُـمْ فَإِنَّهُ يُؤْجَرُ قَاتِلُهُمْ.
Dari Muslim bin Abu Bakrah dari ayahnya dia berkata, “Rasulullah saw. bersabda, “Akan keluar sekelompok orang muda usia, bengis dan keras, lisan mereka fasih dengan al Qur’an, mereka membacanya, tapi tidak sampai tenggorokan mereka. Jika kalian bertemu mereka, maka bunuhlah mereka. Kemudian jika kalian bertemu dengan mereka, maka redakanlah mereka, karena sesungguhnya meredakan mereka akan mendapat pahala.” (H.R. Ahmad 19488)

عَنْ مَالِكِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ حَارِثَةَ الْأَنْصَارِيِّ أَنِّ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ رَجُلٍ يُنْعِشُ لِسَانَهُ حَقًّا يُعْمَلُ بِهِ بَعْدَهُ إِلَّا أَجْرَى اللهُ عَلَيْهِ أَجْرَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ ثُـمَّ وَفَّاهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ ثَوَابَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Dari Malik bin Muhammad bin Haritsah Al Anshari, sesungguhnya Anas bin Malik berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada seseorang yang melatih lisannya untuk suatu yang haq yang akan diamalkan setelahnya, melainkan Allah mengalirkan pahalanya hingga hari kiamat kemudian Allah 'Azza wa Jalla membalas secara penuh pahalanya pada hari kiamat". (H.R. Ahmad 13302)

عَنْ ابْنِ عُـمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَالَ لَقَدْ خَلَقْتُ خَلْقًا أَلْسِنَتُـهُمْ أَحْلَى مِنْ الْعَسَلِ وَقُلُوبُـهُمْ أَمَرُّ مِنْ الصَّبْرِ فَبِي حَلَفْتُ لَأُتِيحَنَّـهُمْ فِتْنَةً تَدَعُ الْحَلِيمَ مِنْـهُمْ حَيْرَانًا فَبِي يَغْتَرُّونَ أَمْ عَلَيَّ يَـجْتَرِئُونَ
Dari Ibnu Umar dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam beliau bersabda: "Allah Ta'ala berfirman: Telah Aku ciptakan suatu makhluk yang lisan mereka lebih manis daripada madu sedang hati mereka lebih pahit dari pohon shabir, maka dengan nama-Ku Aku bersumpah, pasti akan Ku-turunkan fitnah kepada mereka sehingga membuat orang sabar kebingungan, maka apakah mereka memperdayakan-Ku atau mereka menantang kepada-Ku?" [5]

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَفَعَهُ قَالَ إِذَا أَصْبَحَ ابْنُ آدَمَ فَإِنَّ الْأَعْضَاءَ كُلَّهَا تُكَفِّرُ اللِّسَانَ فَتَقُولُ اتَّقِ اللهَ فِينَا فَإِنَّمَا نَـحْنُ بِكَ فَإِنْ اسْتَقَمْتَ اسْتَقَمْنَا وَإِنْ اعْوَجَجْتَ اعْوَجَجْنَا
Dari Abu Sa'id Al Khudri ia memarfu'kannya, ia berkata: "Bila manusia berada di waktu pagi, seluruh anggota badan menutupi (kesalahan) lisan lalu berkata: Bertakwalah kepada Allah terhadap kami, kami bergantung padamu, bila kamu lurus kami pun lurus dan bila kamu bengkok kami pun bengkok." (H.R. Tirmidzi 2331)
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ مَا رَأَيْتُ شَيْئًا أَشْبَهَ بِاللَّمَمِ مِمَّا قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ حَظَّهُ مِنْ الزِّنَا أَدْرَكَ ذَلِكَ لَا مَحَالَةَ فَزِنَا الْعَيْنِ النَّظَرُ وَزِنَا اللِّسَانِ الْمَنْطِقُ وَالنَّفْسُ تَمَنَّى وَتَشْتَـهِي وَالْفَرْجُ يُصَدِّقُ ذَلِكَ كُلَّهُ وَيُكَذِّبُهُ
Dari Ibnu Abbas dia berkata; "Saya tidak berpendapat tentang sesuatu yang paling dekat dengan makna Al lamam (dosa-dosa kecil) selain dari apa yang telah dikatakan oleh Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Sesungguhnya Allah telah menetapkan pada setiap anak cucu Adam bagiannya dari perbuatan zina yang pasti terjadi dan tidak mungkin dihindari, maka zinanya mata adalah melihat sedangkan zinanya lisan adalah ucapan, zinanya nafsu adalah keinginan dan berangan-angan, dan kemaluannyalah yang akan membenarkannya atau mendustakannya." (H.R. Bukhari 5774)

عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ لَمَّا نَزَلَ فِي الْفِضَّةِ وَالذَّهَبِ مَا نَزَلَ قَالُوا فَأَيَّ الْمَالِ نَتَّخِذُ قَالَ عُمَرُ فَأَنَا أَعْلَمُ لَكُمْ ذَلِكَ فَأَوْضَعَ عَلَى بَعِيرِهِ فَأَدْرَكَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا فِي أَثَرِهِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَّ الْمَالِ نَتَّخِذُ فَقَالَ لِيَتَّخِذْ أَحَدُكُمْ قَلْبًا شَاكِرًا وَلِسَانًا ذَاكِرًا وَزَوْجَةً مُؤْمِنَةً تُعِينُ أَحَدَكُمْ عَلَى أَمْرِ الْآخِرَةِ
Dari Tsauban ia berkata, "Tatkala turun ayat yang berkaitan dengan masalah perak dan emas, para sahabat bertanya, "Lantas harta apa yang kita ambil?" Umar berkata, "Aku akan memberitahukan kepada kalian masalah itu." Umar lantas naik ke atas untanya dan menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, sementara aku mengikuti di belakangnya. Umar bertanya; "Ya Rasulullah, harta apa yang boleh kita ambil?" Beliau menjawab: "Hendaknya salah seorang dari kalian menjadikan hatinya banyak bersyukur, lisan yang banyak berdzikir dan isteri mu’minah yang mendukung kalian dalam urusan akhiratnya." (H.R. Ibnu Majah 1846, Ahmad 21358)

عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ فِي صَلَاتِهِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الثَّبَاتَ فِي الْأَمْرِ وَالْعَزِيـمَةَ عَلَى الرُّشْدِ وَأَسْأَلُكَ شُكْرَ نِعْمَتِكَ وَحُسْنَ عِبَادَتِكَ وَأَسْأَلُكَ قَلْبًا سَلِيـمًا وَلِسَانًا صَادِقًا وَأَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا تَعْلَمُ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا تَعْلَمُ وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا تَعْلَمُ
Dari Syaddad bin Aus bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam didalam shalatnya berdoa: "Ya Allah, aku memohon keteguhan dalam menghadapi semua urusan, dan tekad yang kuat dalam mencari kebenaran, aku memohon kepada-Mu untuk senantiasa mensyukuri nikmat-Mu dan beribadah dengan baik kepada-Mu, aku memohon kepada-Mu hati yang selamat, lisan yang benar, aku memohon kepada-Mu kebaikan dari apa yang engkau ketahui dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang engkau ketahui, aku memohon ampun-Mu terhadap segala kesalahan yang engkau ketahui. (H.R. Nasa’i 1287, Ahmad 16510)

عَنْ حَسَّانَ بْنِ عَطِيَّةَ رَحِمَهُ اللهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَمَ يَقُوْلُ: إِذَا كَنَزَ النَّاسُ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ، فَاكْـنِـزُوْا هَؤُلَاءِ الْكَلِمَاتِ: اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ لشَّبَاتَ فِي الْأَمْرِ، وَالْعَزِيْمَةَ عَلَى الرُّشْدِ، وَأَسْأَلُكَ شُكْرَ نِعْمَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ حُسْنَ عِبَادَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ قَلْبًا سَلِيْمًا، وَأَسْأَلُكَ لِسَانًا صَادِقًا، وَأَسْأَلُكَ مِنْ خَيِـرِ مَا تَعْلَمُ، وَأَعُوْذُبِكَ مِنْ شَّرِ مَا تَعْلَمُ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا تَعْلَمُ، إِنَّكَ أَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوْبِ.
Dari Hassan bin ‘Athiyyah rahimahullah, ia berkata, aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda, ‘Kalau orang-orang menyimpan emas dan perak, maka simpanlah oleh kalian kalimat-kalimat ini, Allahumma inni as’alukats-tsabata fil-amri, wal-‘azimata ‘alar-rusydi, wa as’aluka syukra ni’matika, wa as’aluka husna ‘ibadatika, wa as’aluka qalban salima, wa as’aluka lisanan shadiqan, wa as’aluka min khoiri ma ta’lamu, wa ‘audzubika min syarri ma ta’lamu, wa astaghfiruka lima ta’lamu, innaka anta ‘allamul ghuyub. (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu keteguhan dalam agama dan keinginan yang kuat menetapi petunjuk, dan aku memohon kepada-Mu agar bisa mensyukuri nikmat-Mu, dan aku memohon kepada-Mu agar bisa beribadah kepada-Mu dengan baik, dan aku memohon kepada-Mu hati yang selamat, dan aku memohon kepada-Mu lisan yang berkata benar, dan aku memohon kepada-Mu kebaikan yang Engkau ketahui, dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang Engkau ketahui, dan aku memohon ampun kepada-Mu terhadap sesuatu yang Engkau ketahui. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui hal-hal yang ghaib. (H.R. Ahmad 16491)

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَالَ بَيْنَمَا نَـحْنُ عِنْدَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَمَ إِذْ جَاءَهُ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ فَقَالَ بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّـي تَفَلَتَ هَذَا الْقُرْآنُ مِنْ صَدْرِي فَمَا أَجِدُنِي أَقْدِرُ عَلَيْهِ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَمَ يَا أَبَا الْحَسَنِ أَفَلَا أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ يَنْفَعُكَ اللهُ بِـهِنَّ وَيَنْفَعُ بِـهِنَّ مِنْ عَلَّمْتَهُ وَيُشَبِّتُ مَا تَعَلَّمْتَ فِي صَدْرِكَ قَالَ أَجَلْ يَا رَسُولُ اللهِ فَعَلِّمْنِي قَالَ إِذَا كَانَ لَيْلَةُ الْجُمُعَةِ فَإِنْ اسْتَطَعْتَ أَنْ تَقُومَ فِي ثُلُثِ اللَّيْلِ الْآخِرِ فَإِنَّـهَا سَاعَةٌ مَشْهُودَةٌ وَالدُّعَاءُ فِيهَا مُسْتَجَابٌ وَقَدْ قَالَ أَخِي يَعْقُوبُ لِبَنِيهِ (سَوْفَ أَسْتَغْفِرُ لَكُـمْ رَبِّي) يَقُولُ حَتَّى تَأْتِيَ لَيْلَةُ الْجُمُعَةِ فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقُمْ فِي وَسَطِهَا فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقُمْ فِي أَوَّلِهَا فَصَلِّ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ تَقْرَأُ فِي الرَكْعَةِ الْأُولَى بِفَاتِـحَةِ الْكِتَابِ وَسُورَةِ يس وَفِي الرَكْعَةِ الثَّانِيَةِ بِفَاتِـحَةِ الْكِتَابِ وَحـم الدُّخَانِ وَفِي الرَكْعَةِ الثَّالِثَةِ بِفَاتِـحَةِ الْكِتَابِ وَالـم تَنْزِيلُ السَّجْدَةِ وَفِي الرَكْعَةِ الرَّابِعَةِ بِفَاتِـحَةِ الْكِتَابِ وَتَبَارَكَ الْمُفَصَّلِ فَإِذَا فَرَغْتَ مِنْ التَّشَهُّدِ فَاحْـمَدْ اللهَ وَأَحْسِنْ الثَّنَاءَ عَلَى اللهِ وَصَلِّ عَلَيَّ وَأَحْسِنْ وَعَلَى سَائِرِ النَّبِيِّينَ وَاسْتَغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلِإِخْوَانِكَ الَّذِينَ سَبَقُوكَ بِالْإِيـمَانِ ثُـمَّ قُلْ فِي آخِرِ ذَلِكَ اللَّهُمَّ ارْحَـمْنِي بِتَرْكِ الْمَعَاصِي أَبَدًا مَا أَبْقَيْتَنِي وَارْحَـمْنِي أَنْ أَتَكَلَّفَ مَا لَا يَعْنِينِي وَارْزُقْنِي حُسْنَ النَّظَرِ فِيـمَا يُرْضِيكَ عَنِّي اللَّهُمَّ بَدِيعَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ ذَاالْجَلَالِ وَالْإِكْـرَامِ وَالْعِزَّةِ الَّتِي لَا تُـرَامُ أَسْأَلُكَ يَا أَلله يَا رَحْـمَنُ بِـجَلَالِكَ وَنُورِ وَجْـهِكَ أَنْ تُلْزِمَ قَلْبِي حِفْظَ كِتَابِكَ كَـمَا عَلَّمْتَنِي وَارْزُقْنِي أَنْ أَتْلُوَهُ عَلَى النَّحْوِ الَّذِي يُـرْضِيكَ عَنِّيَ اللَّهُمَّ بَدِيعَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ ذَاالْجَلَالِ وَالْإِكْـرَامِ وَالْعِزَّةِ الَّتِي لَا تُـرَامُ أَسْأَلُكَ يَا أَللهُ يَا رَحْـمَنُ بِجَلَالِكَ وَنُورِ وَجْـهِكَ أَنْ تُنَوِّرَ بِكِتَابِكَ بَصَرِي وَأَنْ تُطْلِقَ بِهِ لِسَانِي وَأَنْ تُفَرِّجَ بِهِ عَنْ قَلْبِي وَأَنْ تَشْرَحَ بِهِ صَدْرِي وَأَنْ تَغْسِلَ بِهِ بَدَنِي فَإِنَّهُ لَا يُعِينُنِي عَلَى الْحَقِّ غَيْرُكَ وَلَا يُؤْتِيهِ إِلَّا أَنْتَ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ يَا أَبَا الْحَسَنِ تَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلَاثَ جُـمَعٍ أَوْ خَـمْسًا أَوْ سَبْعًا تُجَبْ بِـإِذْنِ اللهِ وَالَّذِي بَعَثَنِي بِالْحَقِّ مَا أَخْطَأَ مُؤْمِنًا قَطُّ قَالَ عَبْدُ اللهِ بْنُ عَبَّاسٍ فَوَاللهِ مَا لَبِثَ عَلِيٌّ إِلَّا خَـمْسًا أَوْ سَبْعًا حَتَّى جَاءَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَمَ فِي مِثْلِ ذَلِكَ الْمَجْلِسِ فَقَالَ يَا رَسُولُ اللهِ إِنِّي كُنْتُ فِيـمَا خَلَا لَا آخُذُ إِلَّا أَرْبَعَ آيَاتٍ أَوْ نَحْوَهُنَّ وَإِذَا قَرَأْتُـهُنَّ عَلَى نَفْسِي تَفَلَّتْنَ وَأَنَا أَتَعَلَّـمُ الْيَوْمَ أَرْبَعِينَ آيَةً أَوْ نَحْوَهَا وَإِذَا قَرَأْتُـهَا عَلَى نَفْسِي فَكَأَنَّمَا كِتَابُ اللهِ بَيْنَ عَيْنَيَّ وَلَقَدْ كُنْتُ أَسْـمَعُ الْحَدِيثَ فَإِذَا رَدَّدْتُهُ تَفَلَّتَ وَأَنَا الْيَوْمَ أَسْـمَعُ الْأَحَادِيثَ فَإِذَا تَـحَدَّثْتُ بِـهَا لَمْ أَخْرِمْ مِنْـهَا حَرْفًا فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَمَ عِنْدَ ذَلِكَ مُؤْمِنٌ وَرَبِّ الْكَعْبَةِ يَا أَبَا الْحَسَنِ.
Dari Ibnu Abbas bahwa ia berkata, ketika kami berada di sisi Rasulullah Saw., tiba-tiba Ali bin Abu Thalib datang, dan berkata, “Ayah dan ibuku kurelakan untuk aku korbankan, Al Qur’an telah hilang dari dadaku, aku tidak mendapati diriku mampu untuk membacanya.” Kemudian Rasulullah Saw. berkata, “Wahai Abu Al Hasan, maukah aku ajarkan kepadamu beberapa kalimat yang dengannya Allah memberimu manfaat, dan memberikan manfaat kepada orang yang engkau ajari serta memantapkan apa yang telah engkau pelajari dalam hatimu?” Ia berkata, ya wahai Rasulullah! Ajarkan kepadaku! Beliau berkata, “Apabila tiba malam Jum’at, jika engkau mampu bangun pada sepertiga malam terakhir, ketahuilah bahwa waktu itu merupakan malam yang disaksikan, dan doa pada malam tersebut dikabulkan, dan saudaraku Ya’qub telah berkata kepada anak-anaknya, aku memintakan kalian ampunan kepada Tuhanku. Ucapan ini terus beliau ucapkan hingga datang malam Jum’at. Jika engkau tidak mampu bangunlah pada pertengahan malam, jika engkau tidak mampu bangunlah pada awal malam, kemudian shalatlah empat raka’at dan engkau baca pada raka’at pertama Surat Al Fatihah dan Surat Yaasiin, dan pada raka’at kedua engkau baca Surat Al Fatihah dan Surat Ad Dukhan, dan pada raka’at ketiga engkau baca Surat Al Fatihah dan Alif laam miim As Sajdah, dan pada raka’at keempat engkau baca Surat Al Fatihah dan Surat Tabarak (Surat Al Mulk). Kemudian apabila engkau telah selesai dari tayahud maka sanjunglah Allah dengan sebaik-baiknya, ucapkanlah shalawat kepadaku serta seluruh para nabi dengan sebaik-baiknya, mintakan ampunan untuk orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, serta saudara-saudaramu yang telah mendahuluimu beriman, kemudian ucapkan di akhir semua itu, “ALLAHUMMARHAMNII BITARKIL MA’AASHII ABADAN MAA ABQAITANII, WAR HAMNII AN ATAKALLAFA MAA LAA YA’NIINII, WARZUQNII HUSNAN NAZHARI FIIMAA YURDHIIKA ‘ANNII. ALLAAHUMMA BADII’AS SAMAAWATI WAL ARDHI DZAL JALAALI WAL IKRAM, WAL ‘IZZATIL LATII LAA TURAAMU. AS-ALUKA YAA ALLAAHU, YAA RAHMAANU BI JALAALIKA WA NUURU WAJHIKA AN TULZIMA QALBI HIFZHA KITAABIKA KAMAA ‘ALLAMTANII, WARZUQNII AN ATLUWAHU ‘ALAN NAHWILLADZII YURDHIIKA ‘ANNII. ALLAAHUMMA BADII’AS SAMAAWAATI WAL ARDI, DZAL JALAALI WAL IKRAAM, WAL ‘IZZILLATII LAA TURAAM, AS’ALUKA YAA ALLAAHU, YAA RAHMAANU BI JALAALIKA WA NUURI WAJHIKA AN TUNAWWIRA BIKITAABIKA BASHARII WA AN TUDHLIQA BIHI LISAANII, WA AN TUFARRIJ BIHI ‘AN QALBII, WA AN TASYRAH BIHI SHADRII, WA AN TAGHSIL BIHI BADANII, FAINNAHU LAA YU’IINUNII ‘ALAL HAQQI GHAIRUKA, WA LAA YU’TIIHI ILLAA ANTA, WA LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAHIL ‘ALIYYIL ‘AZHIM.” (Ya Allah, rahmatilah aku untuk meninggalkan kemaksiatan selama Engkau masih menghidupkanku dan rahmatilah aku untuk tidak memperberat diri dengan sesuatu yang tidak bermanfaat bagiku, berilah aku rizki pandangan yang baik yang mendatangkan keridhaan-Mu kepadaku. Ya Allah, wahai Pencipta langit dan bumi, wahai Dzat yang memiliki Keagungan dan Kemuliaan serta Keperkasaan yang tidak mungkin bisa dicapai oleh makhluk, aku memohon kepada-Mu ya Allah, Wahai Dzat yang Maha Kasih Sayang, dengan Kebesaran-Mu dan Nur wajah-Mu agar melazimkan (membiasakan) hatiku menjaga kitab-Mu, sebagaimana Engkau telah mengajariku, dan berilah aku rizki untuk senantiasa membacanya hingga membuat-Mu ridha kepadaku. Ya Allah, Pencipta langit dan bumi, Dzat yang memiliki Kebesaran, Kemuliaan dan Keperkasaan yang tidak mungkin bisa dicapai  oleh makhluk, aku memohon kepada-Mu ya Allah, wahai Dzat yang Maha Kasih Sayang, dengan Kebesaran-Mu dan Nur wajah-Mu, agar Engkau menyinari padanganku dengan kitab-Mu, melancarkan lisanku untuk membacanya, membukakan hatiku untuk memahaminya, dan dengannya lapanglah dadaku, dan segerakanlah badanku untuk mengamalkannya, karena sesungguhnya tidak ada yang dapat membantuku dalam perkara yang haq selain Engkau, dan juga tidak ada yang bisa memberi selain Engkau, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung). Hai Abu Al Hasan, engkau lakukan hal tersebut sebanyak tiga Jum’at atau lima atau tujuh, niscaya engkau akan dikabulkan dengan izin Allah. Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, Allah tidak bakalan lupa memberi seorang mukmin.” Abdullah bin Abbas berkata, “Demi Allah, Ali tidak berdiam kecuali hanya lima atau tujuh Jum’at hingga ia datang kepada Rasulullah Saw. dalam majelis tersebut”. Kemudian ia berkata, “Wahai Rasulullah, dahulu aku hanya mengambil empat ayat atau sekitar itu dan apabila aku membacanya dalam hatiku maka ayat tersebut hilang, dan sekarang aku mempelajari empat puluh ayat atau sekitar itu, dan apabila aku membacanya dalam hati maka seolah-olah Kitab Allah ada di depan mataku. Dan dahulu aku mendengar hadits, apabila aku mengulangnya maka hadits tersebut hilang, dan sekarang aku mendengar beberapa hadits, kemudian apabila aku membacanya, maka aku tidak mengurangi satu huruf pun darinya. Kemudian Rasulullah Saw. berkata kepadanya, “Di saat demikian itulah maka engkau adalah seorang mumin wahai Abu Al Hasan, demi Tuhan Pemilik Ka’bah.”[6]

عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِيَّاكُمْ وَالْفِتَنَ فَإِنَّ اللِّسَانَ فِيـهَا مِثْلُ وَقْعِ السَّيْفِ
Dari Ibnu Umar dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berhati-hatilah kalian pada saat terjadinya fitnah, sesungguhnya lisan pada saat itu setajam tebasan pedang." (H.R. Ibnu Majah 3958)



[1] Riwayat Tirmidzi dan dia berkata, Haditsnya hasan shahih
[2] Ibnu Katsir II/307
[3] H.R. Thabrani, Baihaqi, dari Imran bin Hushain
[4] Diriwayatkan oleh
[5] H.R. Tirmidzi 2329, Abu Isa berkata: Hadits ini hasan gharib
[6]  Diriwayatkan oleh at Tirmidzi 3493,  Abu Isa berkata, hadits ini adalah hadits hasan gharib

Minggu, 29 November 2015

Hadits Lisan (Bag 1)



عَنْ أَبِي جُـهَيْفَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ:قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَمَ أَيُّ الْأَعْـمَالِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ؟ قَالَ : فَسَكَتُوا فَلَـمْ يُـجِبْهُ أَحَدٌ: هُوَ حِفْظُ اللِّسَانِ. (رواه البيهقي)
Dari Abu Juhaifah r.a., ia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, “Amal apakah yang paling dicintai Allah?” Abu Junaifah berkata, “Maka para sahabat diam, tidak ada seorang pun yang menjawab.” Beliau bersabda, “Yaitu menjaga lisan.” (H.R. Baihaqi)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَتَكُونُ فِتْنَةٌ صَـمَّاءُ بَكْـمَاءُ عَـمْيَاءُ مَنْ أَشْرَفَ لَهَا اسْتَشْرَفَتْ لَهُ وَإِشْرَافُ اللِّسَانِ فِيـهَا كَوُقُوعِ السَّيْفِ
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Akan terjadi fitnah, orang-orang tidak lagi dapat mendengar, bisu dan tuli dari kebenaran, barang siapa yang mencoba untuk mendekati fitnah tersebut maka ia akan tertarik ke dalamnya, dan ikut serta dalam mengumbar lisan di dalamnya seperti sabetan pedang (dalam mengakibatkan bahaya dan luka)." (H.R. Abu Daud 3720)

عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْإِيـمَانُ مَعْرِفَةٌ بِالْقَلْبِ وَقَوْلٌ بِاللِّسَانِ وَعَـمَلٌ بِالْأَرْكَانِ قَالَ أَبُو الصَّلْتِ لَوْ قُرِئَ هَذَا الْإِسْنَادُ عَلَى مَجْنُونٍ لَبَرَأَ
Dari Ali bin Abu Thalib ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Iman itu adalah pengetahuan di dalam hati, perkataan dengan lisan, dan diamalkan dengan anggota badan." Abu Ash Shalt berkata; "Sekiranya sanad ini dibacakan kepada orang gila, maka dia akan menjadi sembuh." (H.R. Ibnu Majah 64)

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللهُ عَنْـهُمَا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَـجَرَ مَا نَـهَى اللهُ عَنْهُ
Dari Abdullah bin 'Amru dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bersabda: "Seorang muslim adalah orang yang Kaum Muslimin selamat dari lisan dan tangannya, dan seorang Muhajir adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah " (H.R. Bukhari 9)

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ أَبُو دَاوُد هُوَ ابْنُ عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يُبْغِضُ الْبَلِيغَ مِنْ الرِّجَالِ الَّذِي يَتَخَلَّلُ بِلِسَانِهِ تَـخَلُّلَ الْبَاقِرَةِ بِلِسَانِـهَا
Dari Abdullah - Abu Dawud berkata; maksudnya adalah Abdullah bin Umar - ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla membenci laki-laki yang berlebihan dengan lidahnya (lisannya) seperti sapi yang memainkan lidahnya (lisannya)." (H.R. Abu Daud 4352)

عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللهِ أَيُّ الْإِسْلَامِ أَفْضَلُ قَالَ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
Dari Abu Musa berkata: 'Wahai Rasulullah, Islam manakah yang paling afdhal?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Siapa yang Kaum Muslimin selamat dari lisan dan tangannya". (H.R. Bukhari 10)

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ مَا رَأَيْتُ شَيْئًا أَشْبَهَ بِاللَّمَمِ مِمَّا قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللهَ كَتَبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ حَظَّهُ مِنْ الزِّنَا أَدْرَكَ ذَلِكَ لَا مَحَالَةَ فَزِنَا الْعَيْنِ النَّظَرُ وَزِنَا اللِّسَانِ الْمَنْطِقُ وَالنَّفْسُ تَمَنَّى وَتَشْتَـهِي وَالْفَرْجُ يُصَدِّقُ ذَلِكَ أَوْ يُكَذِّبُهُ
Dari Ibnu 'Abbas mengatakan, belum pernah kulihat sesuatu yang lebih mirip dengan dosa-dosa kecil daripada apa yang dikatakan oleh Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam; "Allah menetapkan atas anak Adam bagiannya dari zina, ia pasti melakukan hal itu dengan tidak dipungkiri lagi, zina mata adalah memandang, zina lisan adalah menerangkan, zina nafsu adalah menginginkan banyak hal dan kemaluanlah yang akan membenarkannya atau mendustakannya". (H.R. Bukhari 6122)

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ رَأَى مُنْكَرًا فَاسْتَطَاعَ أَنْ يُغَيِّرَهُ بِيَدِهِ فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ وَقَطَعَ هَنَّادٌ بَقِيَّةَ الْحَدِيثِ وَفَّاهُ ابْنُ الْعَلَاءِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ بِلِسَانِهِ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيـمَانِ
Dari Abu Sa'id Al Khudri ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa dari kalian melihat kemungkaran lalu ia mampu mengubahnya dengan tangan, hendaklah ia ubah kemungkaran tersebut dengan tangannya." Hannad kemudian memotong (tidak melanjutkan) sisa hadits tersebut. Kemudian Ibnul 'Ala melengkapinya, "jika ia tidak mampu hendaklah dengan lisannya, jika tidak mampu dengan lisan hendaklah dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemah iman." (H.R. Abu Daud 3777)

عَنْ عَلِيٍّ قَالَ بَعَثَنِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْيَمَنِ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ تَبْعَثُنِي وَأَنَا شَابٌّ أَقْضِي بَيْنَـهُمْ وَلَا أَدْرِي مَا الْقَضَاءُ قَالَ فَضَرَبَ بِيَدِهِ فِي صَدْرِي ثُـمَّ قَالَ اللَّهُمَّ اهْدِ قَلْبَهُ وَثَبِّتْ لِسَانَهُ قَالَ فَمَا شَكَكْتُ بَعْدُ فِي قَضَاءٍ بَيْنَ اثْنَيْنِ
Dari Ali ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutusku ke Yaman, maka aku berkata, "Wahai Rasulullah, engkau mengutusku untuk menjadi hakim di tengah manusia sementara aku seorang pemuda dan tidak mengerti bagaimana memberi putusan! " Ali berkata, "Beliau lalu meletakkan tangannya ke dadaku seraya berdoa: "Ya Allah, tunjukilah hatinya dan teguhkanlah lisannya." Ali berkata, "Setelah itu aku tidak ragu-ragu dalam memutuskan antara dua perkara." (H.R. Ibnu Majah 2301)

عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَتَكُونُ عَلَيْكُمْ أَئِمَّةٌ تَعْرِفُونَ مِنْـهُمْ وَتُنْكِرُونَ فَمَنْ أَنْكَرَ قَالَ أَبُو دَاوُد قَالَ هِشَامٌ بِلِسَانِهِ فَقَدْ بَرِئَ وَمَنْ كَرِهَ بِقَلْبِهِ فَقَدْ سَلِمَ وَلَكِنْ مَنْ رَضِيَ وَتَابَعَ فَقِيلَ يَا رَسُولَ اللهِ أَفَلَا نَقْتُلُهُمْ قَالَ ابْنُ دَاوُدَ أَفَلَا نُقَاتِلُهُمْ قَالَ لَا مَا صَلَّوْا
Dari Ummu Salamah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Akan ada di antara kalian para pemimpin yang kalian mengenalnya tetapi kalian mengingkarinya. Maka barangsiapa mengingkarinya, Abu Dawud berkata, "Hisyam menyebutkan, "dengan lisannya, maka ia telah berlepas diri darinya. Siapa yang membenci dengan hatinya maka ia telah selamat. Tetapi siapa yang ridha dan mengikutinya, lalu dikatakan kepadanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana jika kami membunuhnya?" Ibnu Dawud menyebutkan, "bagaimana jika kami memeranginya?" beliau menjawab: "Jangan, selama mereka masih shalat." (H.R. Abu Daud 4133)

عَنْ طَارِقِ بْنِ شِهَابٍ قَالَ أَوَّلُ مَنْ قَدَّمَ الْخُطْبَةَ قَبْلَ الصَّلَاةِ مَرْوَانُ فَقَامَ رَجُلٌ فَقَالَ لِمَرْوَانَ خَالَفْتَ السُّنَّةَ فَقَالَ يَا فُلَانُ تُرِكَ مَا هُنَالِكَ فَقَالَ أَبُو سَعِيدٍ أَمَّا هَذَا فَقَدْ قَضَى مَا عَلَيْهِ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ رَأَى مُنْكَرًا فَلْيُنْكِرْهُ بِيَدِهِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيـمَانِ
Dari Thariq bin Syihab dia berkata; Orang yang pertama kali mendahulukan khutbah daripada shalat adalah Marwan. Maka seorang laki-laki pun berdiri seraya berkata kepada Marwan, "Anda telah menyelisihi sunnah." Marwan berkata, "Wahai Fulan, hal itu telah ditinggalkan." Maka Abu Sa'id berkata; Adapun orang ini, maka sungguh ia telah menunaikan apa yang menjadi kewajibannya. Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa diantara kalian melihat suatu kemungkaran, maka hendaklah ia mengingkari dengan tangannya, kalau tidak mampu, maka dengan lisannya, dan jika tidak mampu juga maka dengan hatinya. Dan itu adalah selemah-lemah iman." (H.R. Tirmidzi 2098 hadits ini hasan shahih)

عَنْ أَبِي بَرْزَةَ الْأَسْلَمِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا مَعْشَرَ مَنْ آمَنَ بِلِسَانِهِ وَلَمْ يَدْخُلْ الْإِيـمَانُ قَلْبَهُ لَا تَغْتَابُوا الْمُسْلِمِينَ وَلَا تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِـهِمْ فَإِنَّهُ مَنْ اتَّبَعَ عَوْرَاتِـهِمْ يَتَّبِعُ اللهُ عَوْرَتَهُ وَمَنْ يَتَّبِعْ اللهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ فِي بَيْتِهِ
Dari Abu Barzah Al Aslami ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai orang-orang yang beriman dengan lisannya namun keimanannya belum masuk ke dalam hatinya, janganlah kalian mengumpat seorang muslim dan jangan pula mencari-cari kesalahannya. Sebab siapa saja yang mencari-cari kesalahan mereka, maka Allah akan mencari-cari kesalahannya. Maka siapa saja yang Allah telah mencari-cari kesalahannya, Allah tetap akan menampakkan kesalahannya meskipun ia ada di dalam rumahnya." (H.R. Abu Daud 4236)

عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ كُنْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ فَأَصْبَحْتُ يَوْمًا قَرِيبًا مِنْهُ وَنَـحْنُ نَسِيرُ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِي عَنْ النَّارِ قَالَ لَقَدْ سَأَلْتَنِي عَنْ عَظِيمٍ وَإِنَّهُ لَيَسِيرٌ عَلَى مَنْ يَسَّرَهُ اللهُ عَلَيْهِ تَعْبُدُ اللهَ وَلَا تُشْرِكْ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ وَتَصُومُ رَمَضَانَ وَتَـحُجُّ الْبَيْتَ ثُـمَّ قَالَ أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ الصَّوْمُ جُنَّةٌ وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَـمَا يُطْفِـئُ الْمَاءُ النَّارَ وَصَلَاةُ الرَّجُلِ مِنْ جَوْفِ اللَّيْلِ قَالَ ثُـمَّ تَلَا} تَتَجَافَى جُنُوبُـهُمْ عَنْ الْمَضَاجِعِ حَتَّى بَلَغَ يَعْمَلُونَ{ ثُـمَّ قَالَ أَلَا أُخْبِرُكَ بِرَأْسِ الْأَمْرِ كُلِّهِ وَعَمُودِهِ وَذِرْوَةِ سَنَامِهِ قُلْتُ بَلَى يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ رَأْسُ الْأَمْرِ الْإِسْلَامُ وَعَمُودُهُ الصَّلَاةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ ثُـمَّ قَالَ أَلَا أُخْبِرُكَ بِمَلَاكِ ذَلِكَ كُلِّهِ قُلْتُ بَلَى يَا نَبِيَّ اللهِ فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ قَالَ كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا فَقُلْتُ يَا نَبِيَّ اللهِ وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُونَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ فَقَالَ ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَا مُعَاذُ وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ أَوْ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِـهِمْ
Dari Mu'adz bin Jabal dia berkata; Saya pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu perjalanan, suatu pagi aku berada dekat dari beliau, dan kami sedang bepergian, maka saya berkata; 'Wahai Rasulullah, kabarkanlah kepadaku tentang suatu amal yang akan memasukkanku kedalam surga dan menjauhkanku dari neraka.' Beliau menjawab: "Kamu telah menanyakan kepadaku tentang perkara yang besar, padahal sungguh ia merupakan perkara ringan bagi orang yang telah Allah jadikan ringan baginya, yaitu: Kamu menyembah Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apa pun, kamu mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, berhaji ke Baitullah." Kemudian beliau bersabda: "Maukah kamu aku tunjukkan pada pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah perisai dan sedekah akan memadamkan kesalahan sebagaimana air memadamkan api, dan shalat seorang laki-laki pada pertengahan malam." Kemudian beliau membaca; "Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada Rabbnya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." [As-Sajdah: 16-17]. Kemudian beliau bersabda: "Maukah kamu aku tunjukkan pokok perkara agama, tiang dan puncaknya?" Aku menjawab: "Ya, wahai Rasulullah." Beliau bersabda: "Pokok dari perkara agama adalah Islam, tiangnya adalah shalat, sedangkan puncaknya adalah jihad.' Kemudian beliau bersabda: "Maukah kamu aku kabarkan dengan sesuatu yang menguatkan itu semua?" Aku menjawab; 'Ya, wahai Nabi Allah.' Lalu beliau memegang lisannya, dan bersabda: "'Tahanlah (lidah)mu ini." Aku bertanya; 'Wahai Nabi Allah, (Apakah) sungguh kita akan diadzab disebabkan oleh perkataan yang kita ucapkan? ' Beliau menjawab; "(Celakalah kamu) ibumu kehilanganmu wahai Mu'adz, Tidaklah manusia itu disungkurkan ke dalam neraka di atas muka atau hidung mereka melainkan karena hasil ucapan lisan mereka?" '(H.R. Tirmidzi 2541, hadits hasan shahih).

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللهَ قَسَمَ بَيْنَكُمْ أَخْلَاقَكُمْ كَـمَا قَسَمَ بَيْنَكُمْ أَرْزَاقَكُمْ وَإِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يُعْطِي الدُّنْيَا مَنْ يُـحِبُّ وَمَنْ لَا يُـحِبُّ وَلَا يُعْطِي الدِّينَ إِلَّا لِمَنْ أَحَبَّ فَمَنْ أَعْطَاهُ اللهُ الدِّينَ فَقَدْ أَحَبَّهُ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا يُسْلِمُ عَبْدٌ حَتَّى يَسْلَمَ قَلْبُهُ وَلِسَانُهُ وَلَا يُؤْمِنُ حَتَّى يَأْمَنَ جَارُهُ بَوَائِقَهُ قَالُوا وَمَا بَوَائِقُهُ يَا نَبِيَّ اللهِ قَالَ غَشْمُهُ وَظُلْمُهُ وَلَا يَكْسِبُ عَبْدٌ مَالًا مِنْ حَرَامٍ فَيُنْفِقَ مِنْهُ فَيُبَارَكَ لَهُ فِيهِ وَلَا يَتَصَدَّقُ بِهِ فَيُقْبَلَ مِنْهُ وَلَا يَتْرُكُ خَلْفَ ظَهْرِهِ إِلَّا كَانَ زَادَهُ إِلَى النَّارِ إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لَا يَمْحُو السَّيِّئَ بِالسَّيِّئِ وَلَكِنْ يَمْحُو السَّيِّئَ بِالْحَسَنِ إِنَّ الْخَبِيثَ لَا يَمْحُو الْخَبِيث
Dari Abdullah bin Mas'ud ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah membagikan akhlak di antara kalian sebagaimana Dia membagikan rizki di antara kalian. Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memberikan dunia kepada siapa yang Dia cintai maupun tidak, sedangkan Dia memberikan agama hanya kepada yang Dia cintai, barangsiapa yang diberi agama oleh Allah, maka Dia telah mencintainya. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seorang hamba tidak akan selamat hingga hati dan lisannya selamat, dan tidak beriman seseorang hingga tetangganya merasa aman dari kejahatannya." Mereka bertanya; Apakah kejahatannya itu wahai Nabiyullah? Beliau menjawab: "Menganiaya dan menzhaliminya. Dan tidaklah seorang hamba mencari harta yang haram lalu membelanjakannya lantas ia diberkahinya dan tidaklah bersedekah lantas diterima darinya dan tidaklah ia meninggalkan di belakang punggungnya melainkan akan menambahnya ke neraka. Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla tidak menghapus keburukan dengan keburukan akan tetapi menghapus keburukan dengan kebaikan, sesungguhnya kejahatan tidak dapat dihapuskan dengan kejahatan." (H.R. Ahmad 3490)

عَنْ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ رَجَالٌ يَخْتِلُونَ الدُّنْيَا بِالدِّينِ يَلْبَسُونَ لِلنَّاسِ جُلُودَ الضَّأُنِ مِنْ اللِّينِ أَلْسَنَتُـهُمْ أَحْلَى مِنْ السُّكَّرِ وَقُلُوبُـهُمْ قُلُوبُ الدِّنَابِ يَقُولُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ أَبِي يَغْتَـرُّونَ أَمْ عَلَيَّ يَجْتَـرِئُونَ فَبِي حَلَفْتُ لَأَبْعَثَنَّ عَلَى أُولَئِكَ مِنْـهُمْ فِتْنَةً تَدَعُ الْحَلِيمَ مِنْـهُمْ حَيْـرَانًا.
Dari Abu Hurairah ia berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Pada akhir zaman nanti akan bermunculan orang-orang yang mencari dunia dengan agama, mereka mengenakan pakaian di antara manusia seperti bulu domba karena saking halusnya, lisan mereka lebih manis dari gula dan hati mereka seperti hati serigala, Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Apakah terhadap-Ku mereka berbuat tipu daya, ataukah kepada-Ku mereka menentang, maka dengan nama-Ku aku bersumpah, aku akan kirimkan fitnah di kalangan mereka yang membuat orang halim (santun) heran.” (H.R. Tirmidzi 2328)

عَنْ يَعْلَى بْنِ عَطَاءٍ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ اللهِ بْنَ سُفْيَانَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ فِي الْإِسْلَامِ لَا أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا قَالَ اتَّقِ اللَّهَ ثُـمَّ اسْتَقِمْ قَالَ قُلْتُ ثُـمَّ أَيُّ شَيْءٍ قَالَ فَأَشَارَ إِلَى لِسَانِهِ
Dari Ya'la bin 'Atha` ia berkata; Aku mendengar Abdullah bin Sufyan dari ayahnya ia berkata; Aku berkata; Wahai Rasulullah, kabarkanlah kepada amalan dalam Islam yang tidak akan aku tanyakan kepada seorang pun. Beliau bersabda: "Bertaqwalah kepada Allah kemudian istiqamahlah." Ia mengatakan; Aku berkata lagi; Kemudian apa? Ia mengatakan; Lalu beliau menujuk ke arah lidahnya (lisannya). (H.R. Darimi 2549)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ النَّاسُ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ وَالْمُؤْمِنُ مَنْ أَمِنَهُ النَّاسُ عَلَى دِمَائِـهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ
Dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Seorang muslim adalah orang yang seluruh manusia selamat dari lisan dan tangannya, sedangkan seorang mukmin adalah orang yang seluruh manusia merasa aman darah dan harta mereka dari (gangguan) nya." (H.R. Nasa’i 4909)

عَنْ سُفْيَانَ بْنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ مُرْنِي بِأَمْرٍ أَعْتَصِمُ بِهِ قَالَ قُلْ رَبِّيَ اللهُ ثُـمَّ اسْتَقِمْ قَالَ قُلْتُ يَا نَبِيَّ اللهِ مَا أَكْثَرُ مَا تَـخَوَّفُ عَلَيَّ قَالَ فَأَخَذَ نَبِيُّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِلِسَانِهِ ثُـمَّ قَالَ هَذَا
Dari Sufyan bin Abdullah ia berkata; Aku berkata; Wahai Rasulullah, perintahkanlah kepadaku suatu urusan yang akan aku pegang teguh. Beliau bersabda: "Katakanlah; Rabbku adalah Allah, kemudian istiqamahlah." Ia mengatakan; Aku bertanya; Wahai Nabiyullah, apa yang harus lebih banyak aku takuti? Maka beliau memegang lidahnya (lisannya) kemudian mengatakan: "Ini." (H.R. Darimi 2595)

عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَالَ لَقَدْ خَلَقْتُ خَلْقًا أَلْسِنَتُـهُمْ أَحْلَى مِنْ الْعَسَلِ وَقُلُوبُـهُمْ أَمَرُّ مِنْ الصَّبْرِ فَبِي حَلَفْتُ لَأُتِيحَنَّـهُمْ فِتْنَةً تَدَعُ الْحَلِيمَ مِنْـهُمْ حَيْرَانًا فَبِي يَغْتَرُّونَ أَمْ عَلَيَّ يَـجْتَرِئُونَ
Dari Ibnu Umar dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam beliau bersabda: "Allah Ta'ala berfirman: telah Aku ciptakan suatu makhluk yang lidah (lisan) mereka lebih manis daripada madu sedang hati mereka lebih pahit dari pohon shabir, maka dengan nama-Ku Aku bersumpah, pasti akan Ku-turunkan fitnah kepada mereka sehingga membuat orang sabar kebingungan, maka apakah mereka memperdayakan-Ku atau mereka menantang kepada-Ku?" (H.R. Tirmidzi 2329 menurutnya hadits ini hasan gharib)

عَنْ أَبِيْ سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَمَ فَقَالَ: يَـا رَسُولَ اللهِ! أَوْصِنِيْ، فَقَالَ (فِيْمَا أَوْصَى بِهِ) : وَاخْزُنْ لِسَانَكَ إِلَّا مِنْ خَيْـرٍ، فَإِنَّكَ بِذَلِكَ تَغْلِبُ الشَّيْطَانَ. (رواه أبو يعلى)
Dari Abu Sa’id Al-Khudriy r.a., ia berkata, “Seseorang datang kepada Nabi Saw., lalu berkata, ‘Wahai Rasulullah! Berilah wasiat kepadaku.’ Beliau bersabda (di antara isi nasihat beliau): ‘Dan jagalah lisanmu kecuali untuk kebaikan, karena dengan menjaga lisanmu itu kamu dapat mengalahkan syaitan.’” (H.R. Abu Ya’la)

عَنْ هِلَالِ بْنِ خَبَّابٍ أَبِي الْعَلَاءِ قَالَ حَدَّثَنِي عِكْرِمَةُ حَدَّثَنِي عَبْدُ اللهِ بْنُ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ بَيْنَمَا نَـحْنُ حَوْلَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ ذَكَرَ الْفِتْنَةَ فَقَالَ إِذَا رَأَيْتُمْ النَّاسَ قَدْ مَرِجَتْ عُهُودُهُـمْ وَخَفَّتْ أَمَانَاتُـهُمْ وَكَانُوا هَكَذَا وَشَبَّكَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ قَالَ فَقُمْتُ إِلَيْهِ فَقُلْتُ كَيْفَ أَفْعَلُ عِنْدَ ذَلِكَ جَعَلَنِي اللهُ فِدَاكَ قَالَ الْزَمْ بَيْتَكَ وَامْلِكْ عَلَيْكَ لِسَانَكَ وَخُذْ بِمَا تَعْرِفُ وَدَعْ مَا تُنْكِرُ وَعَلَيْكَ بِأَمْرِ خَاصَّةِ نَفْسِكَ وَدَعْ عَنْكَ أَمْرَ الْعَامَّةِ
Dari Hilal bin Khabbab Abul 'Ala ia berkata; telah menceritakan kepadaku Ikrimah berkata, telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Amru bin Al Ash ia berkata, "Saat kami berada di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau menyebutkan tentang fitnah. Beliau bersabda: "Jika kalian melihat manusia telah rusak janji-janji mereka dan telah luntur amanah mereka, sementara mereka begini - beliau menganyam antara jemarinya -, " Abdullah berkata, "Aku lantas bangkit ke arah beliau seraya bertanya, "(Semoga Allah menjadikan aku sebagai tebusanmu) apa yang harus aku lakukan pada saat itu?" beliau menjawab: "Tetaplah engkau berdiam di dalam rumahmu, kendalikanlah lisanmu, ambilah (lakukan) apa saja yang kamu ketahui dan tinggalkan apa saja yang kamu pungkiri (tidak ketahui), urusilah perkaramu sendiri dan jauhilah urusan orang banyak, " (H.R. Abu Daud 3780)

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بُسْرٍ أَنَّ أَعْرَابِيًّا قَالَ لِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ شَرَائِعَ الْإِسْلَامِ قَدْ كَثُرَتْ عَلَيَّ فَأَنْبِئْنِي مِنْـهَا بِشَيْءٍ أَتَشَبَّثُ بِهِ قَالَ لَا يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
Dari 'Abdullah bin Busr bahwa seorang badui bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, katanya; "Sesungguhnya ajaran-jaran Islam telah banyak di ketahui, maka beritahukanlah kepadaku sesuatu darinya yang dapat saya ucapkan berulang-ulang." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Jangan lalai lisanmu untuk terus berdzikir kepada Allah Azza Wa Jalla." (H.R. Ibnu Majah 3783)

عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قُلْتُ: يَارَسُولَ اللهِ! مَاالنَّجَاةُ؟ قَالَ: أَمْلِكْ عَلَيْكَ لِسَانَكَ، وَلْيَسَعْكَ بَيْتُكَ، وَابْكِ عَلَى خَطِيْئَتِكَ.
Dari ‘Uqbah bin ‘Amir r.a., ia berkata, “Aku berkata ‘Wahai Rasulullah! Apakah keselamatan itu?’ Beliau bersabda, ‘Kendalikanlah lisanmu, tetaplah dalam rumahmu, dan tangisilah kesalahanmu.’” (H.R. Tirmidzi 2330, menurutnya hadits ini hasan)

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْـهَا أَنَّ رَجُلًا اسْتَأْذَنَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِئْسَ أَخُو الْعَشِيرَةِ فَلَمَّا دَخَلَ انْبَسَطَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَلَّمَهُ فَلَمَّا خَرَجَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ لَمَّا اسْتَأْذَنَ قُلْتَ بِئْسَ أَخُو الْعَشِيرَةِ فَلَمَّا دَخَلَ انْبَسَطْتَ إِلَيْهِ فَقَالَ يَا عَائِشَةُ إِنَّ اللهَ لَا يُـحِبُّ الْفَاحِشَ الْمُتَفَحِّشَ حَدَّثَنَا عَبَّاسٌ الْعَنْبَرِيُّ حَدَّثَنَا أَسْوَدُ بْنُ عَامِرٍ حَدَّثَنَا شَرِيكٌ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ عَائِشَةَ فِي هَذِهِ الْقِصَّةِ قَالَتْ فَقَالَ تَعْنِي النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا عَائِشَةُ إِنَّ مِنْ شِرَارِ النَّاسِ الَّذِينَ يُكْرَمُونَ اتِّقَاءَ أَلْسِنَتِـهِمْ
Dari 'Aisyah radliallahu 'anha ia berkata, "Seorang laki-laki minta izin kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ia adalah sejelek-jelek saudara dalam kaumnya." Maka ketika laki-laki itu masuk, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berbicara dengannya dan menampakkan wajah keceriaan. Ketika laki-laki itu telah keluar, aku bertanya, "Wahai Rasulullah, kenapa engkau izinkan ia masuk, padahal sebelum itu engkau mengatakan 'Ia adalah sejelek-jelek saudara dalam kaumnya'? Dan ketika ia telah masuk wajahmu ceria?" beliau lalu menjawab: "Wahai 'Aisyah, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang keji dan yang berkata keji." Telah menceritakan kepada kami Abbas Al Anbari berkata, telah menceritakan kepada kami Aswad bin Amir berkata, telah menceritakan kepada kami Syarik dari Al A'masy dari Mujahid dari 'Aisyah tentang kisah ini, ia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai 'Aisyah, sesungguhnya seburuk-buruk manusia adalah orang-orang yang diberi kemuliaan agar mereka terhindar dari keburukkan lisannya." (H.R. Abu Daud 4160)

عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ كَانَ فِي لِسَانِي ذَرَبٌ عَلَى أَهْلِي لَمْ أَعْدُهُ إِلَى غَيْرِهِ فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَيْنَ أَنْتَ مِنْ الِاسْتِغْفَارِ يَا حُذَيْفَةُ إِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ كُلَّ يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ
Dari Hudzaifah ia berkata; ' Aku adalah seorang yang berlidah tajam terhadap keluargaku, dan aku tidak mau menularkannya kepada yang lain. Aku sebutkan persoalanku ini kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa salam. Lantas beliau bersabda: "Seberapa banyak kau ucapkan istighfar hai Hudzaifah? Sebab aku sendiri beristighfar kepada Allah sebanyak seratus kali dalam sehari dan bertaubat kepada-Nya." (H.R. Ahmad 22250)

عَنْ أَسْوَدَ بْنِ أَصْرَمَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قُلْتُ يَارَسُولَ اللهِ أَوْصِنِيْ، قَالَ: تَمْلِكَ يَدَكَ، قُلْتُ: فَمَاذَا أَمْلِكُ إِذَالَمْ أَمْلِكْ يَدِيْ؟ قَالَ: تَمْلِكُ لِسَانَكَ، قُلْتُ: فَمَا ذَاأَمْلِكُ إِذَا لَمْ أَمْلِكُ لِسَانِيْ؟ قَالَ: لَا تَبْسُطْ يَدَكَ إِلَّا إِلَى خَيْـرٍ وَلَا تَقُلْ بِلِسَانِكَ إِلَّا مَعْرُوْفًا.
Dari Aswad bin Ashram r.a., ia berkata, “Aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, berilah aku wasiat.’ Beliau bersabda, ‘Kau kendalikan tanganmu.’ Aku bertanya, ‘Apakah yang harus aku kendalikan bila aku tidak mampu mengendalikan tanganku?’ Beliau bersabda, ‘Kau kendalikan lisanmu.’ Aku bertanya, ‘Apakah yang harus aku kendalikan bika aku tidak mampu mengendalikan lisanku?’ Beliau bersabda, ‘Janganlah kamu gunakan tanganmu kecuali untuk kebaikan, dan janganlah kamu berkata dengan lisanmu kecuali yang ma’ruf (baik).” (H.R. Thabarani)

عَنْ أَسْلَمَ رَحِمَهُ اللهُ أَنَّ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اطَّلَعَ عَلَى أَنِيْ بَكْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ وَهُوَ يَمُدُّ لِسَانَهُ، قَالَ: مَا تَصْنَعُ يَاخَلِيْفَةَ رَسُوْلِ اللهِ؟ قَالَ : إِنَّ هَذَاالَّذِي أَوْرَدَنِي الْمَوَارِدَ، إِنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَمَ قَالَ: لَيْسَ شَيْءٌ مِنَ الْجَسَدِ إِلَّا يَشْكُوْذَرَبَ اللِّسَانِ عَلَى حِدَّتِهِ. (رواه البيهقي)
Dari Aslam rahimahullah, bahwasanya ‘Umar bin Khaththab r.a., melihat Abu Bakar r.a., sedang menjulurkan lidah (lisannya). ‘Umar bertanya, “Apa yang engkau lakukan wahai Khalifah Rasulullah?” Abu Bakar r.a., berkata, “Sesungguhnya inilah yang membawaku kepada jalan-jalan kehancuran, sesungguhnya Rasulullah Saw., bersabda, ‘Setiap bagian dari jasad (tubuh) ini pasti mengadukan kejinya lisan karena ketajamannya.” (H.R. Baihaqi)

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ  عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَمَ لَا يَبْلُغُ الْعَبْدُ حَقِيقَةَ الْإِيْمَانِ حَتَّى يَـخْزُنَ مِنْ لِسَانِهِ. (رواه الطبرني)
Dari Anas bin Malik r.a., ia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, “Seorang hamba tidak akan sampai kepada hakikat iman, sebelum ia menjaga lisannya.” (H.R. Thabarani)

عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قُلْتُ: يَارَسُولَ اللهِ! أَكُلُّ مَا نَتَكَلَّمُ بِهِ يُكْتَبُ عَلَيْنَا؟ فَقَالَ : ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ، وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ عَلَى مَنَا خِرِهِـمْ فِي النَّارِ إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِـهِمْ،إِنَّكَ لَنْ تَـزَالَ سَالِمًا مَا سَكَتَّ، فَإِذَا تَكَلَّمتَ كُتِبَ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ.
Dari Mu’adz bin Jabal r.a., ia berkata, aku bertanya, “Wahai Rasulullah! Apakah setiap yang kami bicarakan ditulis dalam catatan amal-amal kami?” Maka beliau bersabda, “Payah kamu ini! Adakah sesuatu yang menyebabkan manusia diseret wajah mereka dalam neraka selain karena lisan mereka? Sesungguhnya kamu selalu dalam keadaan selamat selama kamu diam. Bila kamu berbicara, akan dicatat sebagai amal yang menguntungkanmu atau mencelakakanmu” (H.R. Tirmidzi dan Thabarani)